Oleh: Lusianah, S.E., M.Ak.

COBIT 2019 adalah kerangka kerja yang menyediakan prinsip, praktik, alat, dan model yang diterima secara global untuk meningkatkan kepercayaan dan nilai dari IT perusahaan.

Tata kelola yang efektif atas informasi dan teknologi sangat penting untuk kesuksesan bisnis, tentunya harus dikelola secara holistik menggunakan model proses yang terintegrasi, bersifat end-to-end, melingkupi pembagian peran dan tanggung jawab serta implementasi praktik terbaik. Di sinilah peranan penting dari COBIT 2019 untuk melakukan kontrol dan memaksimalkan nilai dari informasi dan teknologi. Sehingga, organisasi mencapai optimasisasi risiko, tata kelola dan manajemen IT. Cobit 2019 adalah evolusi dari versi sebelumnya, COBIT 5.
Pada dasarnya kerangka COBIT merupakan standar terhadap kendali-kendali yang umum berlaku di dunia teknologi informasi di mana kerangka kerja ini dapat diterima dan diterapkan secara global.

Pada COBIT 2019, ada 7 komponen tata kelola yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai objektif tata kelola yaitu penciptaan nilai (value creation), yaitu:

  1. Proses
  2. Struktur Organisasi
  3. Prinsip-prinsip, kebijakan dan kerangka kerja
  4. Informasi
  5. Kultur, etik, dan kebiasaan
  6. SDM, keterampilan dan kompetensi
  7. Layanan, infrastruktur dan aplikasi.

Terdapat 2 sistem klasifikasi besar pada COBIT 2019 yakni:

  1. Sistem tata kelola (governance system)
    1. Memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder)
    2. Mencakup organisasi secara menyeluruh (end-to-end)
    3. Menerapkan satu framework tunggal yang terpadu
    4. Memungkinkan pendekatan yang holistik
    5. Memisahkan tata kelola dengan manajemen
    6. Penerapan sistem tata kelola yang dinamis
    7. Dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
  1. Kerangka kerja tata kelola (governance framework)
    1. Berbasis model konseptual
    2. Bersifat terbuka dan fleksibel
    3. Selaras dengan standard-standard besar lainnya

Prinsip-prinsip pada kerangka kerja COBIT 2019 menunujukkan bahwa COBIT tidak ingin menjadi kerangka kerja kaku dan statis yang “memaksa” organisasi untuk mengikutinya apa adanya. Semangat keterbukaan, fleksibilitas dan adaptabilitas jelas dinyatakan secara eksplisit dalam prinsip-prinsip di atas. Selain itu prinsip keselarasan dengan standar-standar lain menunjukkan semangat untuk mempertahankan agar COBIT tetap dapat dijadikan sebagai payung besar yang menaungi penerapan berbagai standar teknis lain yang lebih spesifik.

 

Referensi:

  • Image. Google Image. 2020
  • www.isaca.org
  • https://itgid.org/cobit-2019-vs-cobit-5/