Nama   : Lia Arizka dan Setiani Putri Hendratno

Pada era COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, banyak sekali sektor-sektor yang terdampak dan mengalami masalah khususnya masalah ekonomi hingga masalah seperti apakah perusahaan tersebut akan survive atau tidak? Efek dari daya beli yang semakin menurun ditambah dengan sumber daya manusia yang dibatasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 membuat perusahaan mau tidak mau mencari solusi atas berbagai permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Kali ini, kita akan membahas tentang penerapan strategi menggunakan Balanced Scorecard dalam akuntansi manajemen pasca COVID-19. Sebelumnya, kita ingin menjelaskan tentang Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah metode pengukuran yang digunakan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan pengembangan yang telah dicapai oleh perusahaan serta dapat membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan agar lebih efektif dan efisien.

Krisis yang diakibatkan oleh COVID-19 dapat diatasi dengan cepat oleh pemerintah apabila menggunakan metode Balanced Scorecard. Pemerintah bisa mengunakan metode ini ketika mereka mengubah perspektif keuangan menjadi perspektif anggaran. Salah satu kunci keberhasilan Balanced Scorecard ini ada pada penyusunan Strategy Map yaitu diagram yang bertujuan untuk mendokumentasikan tujuan dan strategi utama. Tujuan tersebut tentunya harus selaras dengan visi dan misi dari Indonesia.

Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu penyusunan strategi tersebut agar lebih akurat. Pilihan strategi tersebut disusunan di Strategy Map secara berjenjang dan terstruktur untuk semua unit yang ada, kemudian dibuatkan ukuran kinerja, Key Performance Indicator (KPI) yang dapat dinilai dari empat perspektif yaitu ukuran kinerja, keuangan (anggaran), pelanggan (publik), proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. KPI harus komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Seluruh strategi yang telah dibuat akan menghasilkan pencapaian tujuan yang hasil akhirnya adalah mewujudkan visi dan misi dari bangsa dan negara.

Contoh yang dapat diambil misalnya Kementrian ESDM dengan kondisi dimana sumber daya alam minerba melimpah, sumber daya manusia banyak namun modal yang tersedia sedikit. Strategi yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah mendirikan perusahaan Negara yang dapat melatih dan memfasilitasi rakyat agar ahli untuk bekerja di bidang minerba serta mendorong rakyat untuk menjadi pengusaha minerba mulai dari yang berskala kecil sampai dengan yang berskala besar. Strategi ini akan meningkatkan produksi minerba dan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi pengangguran.

Hasil yang diperoleh dari strategi ini tentu akan terakumulasi dan akan meningkat dari tahun ke tahun. Ketika akhir tahun tiba kita dapat menghitung pencapaiannya. Jika realisasi ternyata dibawah yang sudah ditetapkan maka kita perlu melakukan evaluasi dan mencari apa hambatan serta perbaikan yang harus dilakukan agar selanjutnya kita dapat meningkatkan pencapaian dari tahun sebelumnya.

SPH