Oleh: Setiani Putri Hendratno

Mental Accounting identik dengan adanya pembagian uang ke dalam beberapa akun terpisah yang telah ditentukan oleh pihak tersebut untuk memenuhi kebutuhan tujuan dari orang tersebut. Dari mulai merencanakan membeli rumah baru, investasi, keperluan membayar kewajiban, sampai kepada menabung untuk kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan akun yang berbeda. Akun yang berbeda tersebut bisa dimulai dengan rekening bank, deposito, reksa dana, alat investasi lainnya yang membuat kita harus memecah uang yang kita miliki untuk dialokasikan ke dalam kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Pada era Financial Technology sekarang ini, banyak yang telah membuka rekening e-wallet sebagai salah satu alat yang bisa digunakan untuk pembagian uang ke dalam beberapa akun e-wallet tersebut sesuai dengan kebutuhan dari orang tersebut. Misalnya adalah menggunakan e-wallet pertama untuk membeli makanan karena orang tersebut ngekos karena terhubung dengan jasa antar yang dia percaya, e-wallet kedua untuk transportasi karena memang lebih murah dan terhubung ke aplikasi ojol.

Selain itu juga pemanfaatan Financial Technology juga bisa digunakan untuk investasi pada banyak pilihan. Mulai dari reksa dana, peer to peer lending, crowd funding, membuat banyak orang, terlebih generasi muda memanfaatkan hal tersebut untuk berinvestasi sendari dini, bahkan untuk bermain saham juga mereka bisa menggunakan aplikasi dan menetapkan jumlah dana yang diinginkan untuk berinvestasi untuk disalurkan setiap bulannya.

Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian juga menerapkan mental accounting?