Author: Jonathan Theodore Kesuma

Perkembangan zaman yang saat ini terjadi membawa kita ke revolusi industri 4.0, dimana teknologi bermunculan dan otomatisasi menghilangkan berbagai pekerjaan manusia secara massal dalam jumlah besar. Teknologi yang ada, seperti Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI), machine learning memiliki peranan yang vital dalam dunia industri saat ini. Penerapan teknologi-teknologi tersebut membuat kegiatan bisnis perusahaan berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

Perkembangan teknologi juga membawa masalah baru yang tak kalah pelik. Perkembangan teknologi yang ada juga turut mendukung fraud berbasis teknologi. III mencatat bahwa setidaknya pada rentang periode 2015 – 2019 laporan pencurian identitas serta fraud berbasis teknologi meningkat, dimana angka menunjukkan 3.085.154 kasus terjadi pada 2015 dan sebanyak 3.240.749 kasus terjadi pada 2019, yang juga merupakan angka tertinggi dalam periode penelitian. Fraud berbasis teknologi serta pencurian data tidak hanya menyangkut masalah pribadi, namun juga menjadi masalah korporat.

Dalam perusahan, kejanggalan-kejanggalan yang ada diselidiki dalam proses akuntansi forensik. Akuntansi forensik dilakukan oleh akuntan forensik yang bertugas untuk menemukan titik kejanggalan dalam perusahaan. Peran utama dari akuntan forensik adalah untuk menyingkap data dari potensi fraud untuk terjadi, atau justru membuka fakta bahwa fraud telah terjadi di tubuh perusahaan.

Di zaman yang sudah modern dan perusahaan sudah mulai bergerak menuju otomatisasi data, maka secara otomatis data yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menjadi lebih rumit dan kompleks. Hal ini sejalan dengan konsep 4V dari big data (volume, velocity, veracity, variety), dimana data saat ini data dihasilkan dalam jumlah yang lebih besar, lebih cepat, beragam, dan mampu menimbulkan ketidakpastian atas data. Proses akuntansi forensik secara konvensional pada perusahaan tentu tidak mampu dilakukan terhadap perusahaan yang sudah beralih ke big data, sehingga akuntan forensik membutuhkan sarana yang mampu membantu dalam melakukan proses akuntansi forensik. Di sinilah peran dari forensic data analytics (FDA) dalam menjalankan proses akuntansi forensik.

Forensic data analytics merupakan AI-based data analytics yang digunakan dalam proses akuntansi forensik untuk melihat kejanggalan yang terjadi dalam tubuh perusahaan. Selain itu, forensic data analytics juga digunakan untuk melakukan proses analisis atas dokumen digital, termasuk suara rekaman serta gambar untuk melihat tren fraud, potensi fraud, ataupun pola pembayaran yang tidak wajar. Analisis mampu dihasilkan secara real-time, sehingga pergerakan atas informasi bisa dilakukan dengan cepat. Selain itu, forensic data analytics juga memiliki peranan dalam melakukan monitoring berkelanjutan, dimana penerapan forensic data analytics mampu menjadi sarana kontrol perusahaan untuk mengawasi proses bisnis.

Penerapan forensic data analytics berguna untuk membentuk control baru pada perusahaan secara lebih. Selain itu, melalui analisis atas big data perusahaan, akuntan Bersama dengan manajemen juga mampu melakukan eksplorasi lebih jauh terhadap potensi pengembangan perusahaan mengingat bahwa big data memiliki sumber daya dan potensi yang besar untuk dieksplor lebih jauh. Forensic data analytics yang sudah diterapkan pada EY juga terbukti mampu menemukan potensi dari resiko fraud yang tidak diduga secara cepat, serta menemukan fraud yang telah terjadi secara efektif dan efisien.

Penerapan forensic data analytics bisa diterapkan dalam bentuk siklus, yang terdiri dari pencegahan, pengawasan, penemuan, dan juga pengatasan atas masalah-masalah dan resiko yang terjadi. Melihat perkembangan teknologi dan data yang semakin masif dalam beberapa tahun belakangan, maka forensic data analytics akan mampu menjadi senjata bagi akuntan forensik untuk menjalankan peranannya.

Referensi:

Image Sources: Google Image

JTK