Akuntansi Forensik pada Pengungkapan Kecurangan

Oleh: Ignatius Edward Riantono, S.E., M.Ak.

 

Pendahuluan

Akuntansi Forensik di Indonesia lebih dikenal pada sektor publik daripada di sektor privat. Hal ini terlihat dari besarnya peran para akuntan forensik dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), BPK, dan apparat pengawasan internal pemerintah yang tergabung dalam Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Terutama setelah dilakukannya pembaharuan dalam pengelolaan keuangan negara, sebagaimana dikeluarkannya beberapa undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Sebagai penggunaan keahlian di bidang audit dan akuntansi yang dipadu dengan kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu masalah atau sengketa keuangan, akuntansi forensik juga dapat berguna sebagai pencegah dan pembatas cakupan kecurangan, sebagai hasil dari studi. Pada sektor publik, akuntansi forensik mempunyai peranan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi yang bisa dijadikan sebagai dasar bukti dalam berbagai bentuk kejahatan, termasuk salah satunya yaitu kecurangan. Dalam pengungkapan kecurangan, akuntansi forensik tidak hanya sampai menemukan bukti saja melainkan terus menelusuri sampai pada titik temu tersangka yang menjadi pelaku kecurangan dan menghadapkannya ke pengadilan dengan bukti-bukti yang diperoleh selama penerapan akuntansi forensik.

Pada sektor swasta, kecurangan atau fraud auditing dapat berguna bagi sebagian besar kasus kejahatan keuangan seperti: penggelapan, kekeliruan fakta keuangan, pembakaran nirlaba, penipuan bank, suap dan penyuapan komersial, penipuan komputer, dan lain sebagainya. Banyak penelitian telah mengurakan metode dan teknik penyelidikan akuntansi forensik. Mengenai pemeriksaan laporan keuangan, alat yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan data klien ialah Excel, CaseWare IDEA, dan ACL Software. Beberapa alat data mining tertentu dapat mengungkapkan pola data transaksi penipuan seperti entri yang tidak biasa bagi transaksi, nilai tinggi atau rendah dari variable, dan berbagai file transaksi akuntansi atau nilai-nilai yang tidak dapat dijelaskan dari catatan.

Pemeriksaan kecurangan melalui akuntansi forensik dilakukan dengan mengumpulkan bukti akuntansi dari catatan, sitem, jaringan, dan laporan. Akuntan forensik kemudian akan mencoba mengumpulkan bukti lain dari sumber-sumber lainnya seperti penyidik kejahatan, sistem monitoring video dan saksi mata, untuk merekonstruksikan peristiwa kecurangan. Pada langkah berikutnya, akuntan forensik melakuakan mount image forensik komputer yang dicurigai atau data lain yang relevan dari proses penyelidikan ke mesin forensik maya.

Gambaran Tahapan Dalam Proses Akuntansi Forensik

Dalam prosesnya, akuntan forensik tentu memiliki beberapa tahapan tertentu. Secara umum terdapat 6 tahapan. Berikut uraian masing-masing

  1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal. Dari kasus apa yang sedang diungkapkan. Melakukan pemahaman awal ini bertujuan supaya mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup. Dengan begitu, proses audit bisa dilakukan tepat sasaran.

  1. Pembicaraan Dengan Klien

Pembicaraan atau wawancara dengan klien ini merupakan tahapan terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan wawancara dengan klien. Terkait kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi audit.

Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien. Mengapa tahap ini penting? Karena dengan keduanya punya titik kesepahaman yang sama, proses penyelesaian kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.

  1. Pemeriksaan Pendahuluan

Tahap di mana auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta melakukan analisa. Hingga didapatkan hasil dalam matriks 4W+1H. Jika matriks ini sudah dikantongi, maka akan diputuskan untuk melanjutkan investigasi atau tidak.

  1. Pengembangan Rencana Pemeriksaan

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan beberapa hal. Mulai dari dokumentasi kasus yang dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta apa saja tugas individu dalam tim. Setelah rapi disusun akan menghasilkan sebuah temuan. Temuan ini lah yang pada akhirnya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan klien.

  1. Pemeriksaan Lanjutan

Merupakan tahapan dimana auditor mulai mengumpulkan bukti. Pada tahapan ini, sebenarnya proses audit sudah mulai berjalan. Para auditor sudah mulai melakukan beragam tekniknya untuk mencari kebenaran adanya fraud serta pelakunya.

  1. Penyusunan Laporan

Terakhir adalah proses penyusunan laporan. Tahap ini auditor akan mengeluarkan semacam laporan yaitu laporan audit forensik. Ada beberapa poin yang harus dituliskan di dalam laporan ini yaitu

  • Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.
  • Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.
  • Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.

Referensi:

  • Google-Image
  • 2020. Akuntansi Forensik Dan Tahapan Penting Di Dalamnya. Accurate.id web
  • id. 2019. Peran Akuntansi Forensik. Ekonomi dan Keuangan Bahasan.id