Penggunaan Audit Command Language (ACL) sebagai uji substantif siklus pendapatan dapat membantu auditor dalam pelaksanaan audit terutama mendeteksi kecurangan yang dapat terjadi. Pertama, meninjau penjualan investasi untuk tren abnormal dengan memindai data file untuk transaksi dan saldo akun yang tidak biasa dan menggunakan fitur stratifikasi ACL yaitu mengelompokkan data untuk interval yang telah ditentukan dan menghitung jumlah catan yang masuk ke setiap interval tersebut. Kedua, memeriksa faktur penjualan dan log pengiriman untuk item yang hilang dan terduplikasi mungkin terkait dengan bukti penjualan dan piutang berlebihan ataupun telalu kecil, dan menguji bagian catatan yang out-of-sequence, gaps dalam nomor urut, dan duplikat untuk seluruh file. Ketiga, memeriksa barang dan data persediaan menggunakan fitur “join” untuk akurasi proses penjualan apabila terdapat inkonsistensi penetapan harga dalam pengaturan tersebut dapat terindikasi kesalahan program komputer atau penggunaan data harga usang. Dengan menggunakan fitur ACL, auditor dapat menghitung berbagai variasi harga total dan menentukan kesalaham materialitas. Keempat, menguji ketidakcocokan data dikarenakan nilai nomor item salah dan tidak cocok dengan catatan persediaan. Dalam menentukan sifat, waktu, dan tingkat pengujian substantif menggunakan penilaian auditor atas inherent risk, pengendalian risiko yang tidak dikurangi, pertimbangan materialitas, dan efisiensi audit melalui tes kontrol dan tes substantif.

  • Logika batas kredit mungkin efektif, tetapi account receivable (AR) mungkin salah
  • Pengujian substansial AR dapat memberikan jaminan tentang keakuratan total AR tetapi tidak menawarkan jaminan tentang kolektibilitas

Pemahaman terhadap pengendalian yang ada dan berjalan pada suatu entitas sangat penting dalam proses audit. Pemahaman pengendalian yang ada akan sangat menentukan tingkat risiko yang dihadapi oleh auditor sehingga menentukan langkah yang akan ditetapkan oleh auditor dalam pelaksanaan audit.Terdapat berbagai pengendalian terhadap audit siklus pendapatan secara manual dan terotomatisasi:

  1. Input Control

Input control dirancang untuk memastikan transaksi valid, akurat dan lengkap. Berikut input control dalam siklus pendapatan

  1. Prosedur otorisasi kredit

Dalam sistem manual otorisasi kredit dilakukan oleh credit manager, namun dalam sistem yang terkomputerisasi maka proses ini akan dilakukan oleh program komputer secara otomatis. Biasanya ini dengan cara program mengecek apakah utang pelanggan belum melebihi batasan dan menolak pengajuan kredit bila jumlah total utangnya sudah melebihi.

  1. Menguji prosedur kredit

Pengujian dapat dilakukan dengan test data atau ITF untuk menguji fungsi dari program. Ini bisa dilakukan dengan membuat data dummy pelanggan dan memprosesnya ke dalam sistem dan melihat apakah outputnya sesuai diharapkan tidak (kredit diterima atau ditolak)

  1. Data validation control

Validasi data input dimaksudkan untuk mendeteksi eror sebelum data diproses. Salah satu contohnya saat online shopping input dalam kolom nomer hp apabila menulis alfabet maka langsung ditolak.

  1. Menguji data validation control

Auditor dapat menguji validation control secara langsung dengan menguji logika program. Selain itu dapat juga ditambah dengan melakukan review terhadap error listing dan error logs

    1. Batch control

Batch control digunakan untuk mengelola pertukaran data yang tinggi melalui sistem dan merekonsilisasi output yang dihasilkan sistem dengan input yang awalnya masuk ke sistem. Comntohnya apabila invoice diinput bersamaan ke dalam sistem dan kemudian diproses maka setiap pemrosesan akan direview apakah yang diproses masih lengkap sama dengan inputnya. Kegagalan batch control dapat mengakibatkan hilangnya record/ pemrosesan record berulang.

    1. Menguji batch control

Dilakukan dengan memeriksa dan merekonsiliasi transaction listing, error log dan log of resubmitted record. Memeriksarecord batch yang diproses kemudian merekonsiliasi dengan batch control log.

  1. Process Control

Termasuk dalam process control adalah prosedur untuk file updating dan pembatasan akses pada data

  1. File Update Control

Kegagalan file update control dapat mengakibatkan record tidak diproses,diproses secara salah atau dipos pada akun pelanggan yang salah. Cara mengujinya auditor membuat data uji yang berisi kode transaksi yang salah dan mengujinya apakah program memperlakukannya sebagaimana mestinya.

  1. Access Control

Tanpa adanya access control maka catatan akuntansi dalam komputer dapat dihapus ditambah dan dipalsukan oleh semua orang. Auditor perlu menguji apakah hak akses dalam program sudah sesuai dengan jabatan atau kewenanngannya.

  1. Physical Control

Bentuk physical control, segregation of duties, supervisi, verifikasi independent (misalnya: shipping department verifikasi barang yang dikirim ke gudang sudah sesuai dan jumlahnya tepat).

  1. Output Control

Ouput control dirancang untuk memastikan bahwa informasi tidak hilang, salah arah atau corupted dan sistem memprosesnya sesuai fungsi yang diinginkan. Bentuk dari output control:

  1. A/R Change Report
  2. Transaction Logs
  3. Transaction Listing
  4. Log of Automatic Transactions
  5. Uniques Transaction Identifiers
  6. Error Listing

Menguji output control review atas summary report. Memproses transaksi contoh kemudian melihat audit trail report.

BLH