Banyak pihak yang bertanya – tanya mengenai apakah revolusi industry 4.0 akan menggilas profesi akuntan, khususnya auditor. Khabarnya bahwa profesi akuntan publik akan diganti dengan mesin, sehingga profesi auditor menjadi tidak terlalu dibutuhkan lagi benarkah demikian? Lalu bagaimana caranya agar auditor dapat survive? Simak pemaparan berikut ini.

Dalam era revolusi industri 4.0 yang menerapkan sistem teknologi informasi, seorang auditor dituntut memiliki skill dan knowledge yang memadai. Sistem teknologi informasi ini akan menciptakan adanya risiko operasional dimana auditor akan meresponnya secara positif atau negatif. Jika Auditor tidak memiliki skill dan knowledge yang diharapkan maka akan meresponnya secara negatif, terlebih jika perusahaan audit memaksa mereka untuk patuh pada kebijakan perusahaan. Mereka bisa saja melepas diri dari tanggung jawab tugas-tugas audit atau menolak sistem. Hal ini akanmengurangi efektivitas dan efisiensi dari sistem tersebut sebagai kontrol proses audit. Dengan kata lain seorang auditor akan ditinggal dan ditelan jaman.

Sebaliknya, jika auditor memiliki kemampuan dan pengetahuan yang diharapkan maka ia akan bisa merespon sistem tersebut secara positif; auditor akan melihat dan memahami serta menjalankan pekerjaannya secara terstruktur dan bertanggung jawab. Di sini auditor  akanmengalami ketergantungan kepada sistem dan tidak cukup menilai penerapan rekomendasi untuk klien secara spesifik.

Ketika sistem pendukung audit yakni teknologi informasi digunakan dalam kontrol proses audit, perusahaan audit akan dihadapkan pada tantangan untuk merancang sistem yang pas dan sesuai. Sistem tersebut harus dirancang untuk bisa memastikan kepatuhan para auditor melalui fitur yang mengotonominya dan juga harus mampu mengurangi ketergantungan auditor pada sistem tersebut. Reaksi auditor terhadap sistem yang digunakanakan berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi sistem dalam melakukan kontrol proses.

Maka denganadanya revolusi industri 4.0 harus mampu menjadikan kantor akuntan publik mendorong profesi audit untuk memiliki penguasaan soft skill baik inter-personals skill ataupun intra-personals skill, kompetensi, networking dan sertifikasi. Disrupsif teknologi di era revolusi industri 4.0 beberapa tahun kedepan akan menjadikan pekerjaan akuntan dan auditor menjadi otomatis. Selain itu, hal ini dipersiapkan untuk menghadapi persaingan global dengan meningkatkan kualitas dan mutu auditor sebagai salah satu profesi akuntan publik.

BLH