Artificial Intelligence (AI) atau yang dapat disebut dengan kecerdasan buatan pada saat ini dapat dikatakan siap untuk mengubah industri keuangan dan akuntansi dengan berbagai kemajuan seperti menghilangkan tugas membosankan dan memberikan waktu bagi staf keuangan untuk memprioritaskan tanggung jawab yang berdampak lebih besar. Namun mayoritas perusahaan masih belum menggunakan AI, karena ketidakpastian yang ada dalam dunia bisnis atau pengembalian investasi (ROI). Kurangnya pemahaman kegunaan daripada AI adalah masalah yang sedang terjadi bagi staf keuangan yang berurusan dengan sejumlah besar data. Dalam era transformasi digital, semakin banyak klien yang mendigitalisasi proses, dan meningkatkan jumlah spreadsheet dan dokumen akuntansi serta auditor profesional harus mampu menganalisa. Untuk merampingkan proses dan menggambarkan wawasan yang lebih dalam, perusahaan harus mengeksplorasi peluang saat ini yang ditawarkan oleh AI.

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat menuntut segala bidang profesi untuk terus mengembangkan cara bekerja dengan cepat dan tepat agar tidak tertinggal oleh zaman serta dapat mencapai tujuan dengan efisien. Begitu pula dengan bidang Akuntansi, sebuah cabang ilmu dari ekonomi, mempelajari berbagai macam analisis keuangan. Dengan teknologi yang semakin modern menuntut agar akuntansi dapat lebih memanfaatkan teknologi. Hal itu terbukti adanya Artificial Intelligence (AI) yang marak diperbincangkan dalam akuntansi.

                Akuntansi telah menerima gelombang otomatisasi selama bertahun-tahun untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan mereka. Namun sampai saat ini teknologi belum dapat menggantikan kebutuhan akan pengembilan keputusan oleh pakar. Memang, generasi sebelumnya dari sistem kecerdasan umumnya menunjukkan kekuatan berkelanjutan dari keahlian manusia dan batas dari mesin.

Bidang akuntansi memiliki sejarah panjang dalam aplikasi Artificial Intelligence (AI) sejak lebih dari 25 tahun terutama di bidang pelaporan keuangan dan tugas audit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford pada tahun 2015, akuntan memiliki 95 persen perubahan kehilangan pekerjaan karena mesin mengambil alih peran analisis data dan angka-angka. Namun, laporan yang sama ini menemukan bahwa seiring kemajuan teknologi, beberapa pekerjaan dihilangkan sementara yang lain diciptakan.

Berikut adalah tiga cara teknologi canggih ini dapat mengambil pekerjaan kasar dari tugas sehari-hari:

  1. Merampingkan Entri Data Dan Mempermudah Analisa

Kecerdasan buatan membantu manajer keuangan tetap berada di atas transaksi di tengah sistem yang membosankan dan menyita waktu. Daripada data keuangan yang tersebar di beberapa dokumen seperti PDF dan spreadsheet, machine learning— cabang kecerdasan buatan — mengekstrak data dari gambar tanda terima, mengklasifikasikan secara otomatis berdasarkan kategori pembelanjaan dan mempopulasikan laporan untuk dianalisis di satu tempat. Laporan komprehensif ini dapat memberikan wawasan cerdas kepada bisnis untuk meningkatkan perencanaan keuangan. Machine learning juga menarik wawasan yang lebih dalam saat memproses data seiring berjalannya waktu, yang berarti bisnis dapat memperoleh pandangan yang lebih komprehensif dalam pola pembelanjaan jangka panjang dan akuntan dapat memberikan nilai yang lebih besar kepada organisasi dengan memberi saran kepada klien tentang peramalan anggaran yang optimal.

  1. Mengurangi Fraud

Pengeluaran perusahaan telah menjadi semakin terdesentralisasi. Saat ini, karyawan menghabiskan lebih banyak uang pada lebih banyak kategori pengeluaran dengan menggunakan metode pembayaran lebih dari sebelumnya. Dengan data keuangan tumbuh dan menyebar pada berbagai cara pembayaran, risiko penipuan dan ketidakpatuhan akan meningkat. Menurut Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan rata-rata kehilangan 5 persen dari pendapatan tahunan yang disebab kan oleh internal fraud. Perusahaan dan auditor biasanya hanya dapat mengaudit 10 persen laporan biaya secara manual, sehingga mayoritas potensi fraud tidak terdeteksi.

Pada sisi lain, AI dapat membantu proses Audit hingga mendekati 100 persen dari laporan pembelanjaan. Dengan memprediksi pola dan mendeteksi berbagai anomali dalam data keuangan, AI dapat membantu auditor mendenteksi pengeluaran yang bertujuan untuk fraud sebelum dilakukan reimburse. Selain itu, AI juga dapat dengan mudah menangani populasi dalam data keuangan dengan tingkat akurasi yang sama. Bahkan, menganalisis lebih banyak data membuatnya lebih cerdas dan lebih baik dalam menanggulangi fraud.

  1. Menegakkan Kebijakan Perusahaan

AI dapat digunakan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah ketidakpatuhan pada data keuangan secara drastis. Purchase order, recruitment, delivery order, dan transaksi kartu kredit secara otomatis dapat dipindai untuk pembelian yang dilakukan di luar kebijakan — memungkinkan auditor untuk segera menemukan kesalahan dan membantu menegakkan kebijakan perusahaan kepada karyawan. Misalnya, AI dapat secara otomatis mendeteksi pelanggaran biaya karyawan seperti batasan atau pengeluaran pribadi, tanda terima yang tidak dapat diverifikasi, penggunaan kartu kredit pribadi, Penjual terlarang, dan tambahan lain untuk perjalanan dinas.

Dengan meningkatnya visibilitas ke pola belanja perusahaan, organisasi juga dapat menentukan kebijakan mana yang bekerja untuk perusahaan, serta Apakah pelanggaran kebijakan tertentu dapat dibenarkan. Misalnya, menggunakan layanan ekonomi berbagi dapat menghemat uang perusahaan, menunjukkan kesempatan untuk memperbarui prosedur kebijakan yang lebih selaras dengan kebiasaan karyawan. Menggunakan aplikasi AI untuk mengumpulkan dan meringkas angka membantu manajer keuangan mengidentifikasi tren untuk membuat rekomendasi berbasis data untuk kebijakan perusahaan klien mereka.

Referensi:

  • Artikel Digital Economy. 2019. Benarkah AI dan Machine Learning Akan Lenyapkan Profesi Akuntan?. Warta Ekonomi.
  • Google – Image
  • 2019. Dampak Artificial Intelligence (AI) Pada Profesi Akuntan. Seminar Nasional dan The 6th Call for Syariah Paper Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  • 2020. 3 Cara Akuntan Menerapkan AI. Tanzil & Associates.

IER