Pada akhir tahun terdapat biaya listrik yang belum dibayar. Pada akhir tahun terdapat biaya air dan telepon yang belum dibayar ibu. Pada akhir tahun terdapat biaya bunga bank yang belum dibayar kakak.

Begitu juga dalam perusahaan. Pada akhir bulan terdapat biaya gaji karyawan yang belum dibayar perusahaan. Pada akhir tahun masih terdapat biaya pemakaian listrik yang belum dibayar perusahaan. Pada akhir bulan masih terdapat biaya pemakaian telepon yang belum dibayar perusahaan. Pada akhir tahun masih terdapat biaya pembelian air (PDAM) yang belum dibayar perusahaan. Pada akhir tahun masih terdapat biaya pajak penghasilan perusahaan yang belum dibayar perusahaan. Pada akhir bulan masih terdapat biaya bunga bank yang belum dibayar perusahaan. Upah akrual perusahaan yang terutang kepada karyawan di akhir periode. Bunga akrual perusahaan yang terutang kepada bank. Pajak akrual perusahaan yang terutang kepada badan pemerintah

Semua contoh diatas menurut weygant et al disebut sebagai beban yang masih harus dibayar/accrual payable. Beban yang masih harus dibayar adalah beban atau kewajiban yang sudah menjadi beban dilihat dari segi waktu, tetapi belum dibayar dan dicatat (weygant et al, 2012).

Contoh Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrual Payable) antara lain :

  • Utang Gaji
  • Utang Listrik
  • Utang Telepon
  • Utang Air
  • Utang Pajak Penghasilan
  • Utang Bunga Bank

Kapan saatnya biaya berubah sebagai beban?

Jawabannya adalah pada saat biaya dapat dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsip matching (dapat saling ditandingkan) antara pengorbanan dengan manfaat.

Beban yang masih harus dibayar atau accrued expenses disebut juga dengan hutang beban. Beban jenis ini terjadi jika dalam akhir periode akuntansi suatu perusahaan terdapat beban yang masih menjadi tanggungan perusahaan, dan beban tersebut belum dibayar oleh perusahaan sehingga beban tersebut dicatat sebagai hutang.

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk beban yang masih harus dibayar adalah mendebit beban dan mengkredit utang atau dapat juga dicatat dengan mendebit beban dan mengkredit beban yang masih harus dibayar.

Sebagai contoh :

  1. Mei Jaya mempekerjakan 3 orang karyawan dengan upah Rp 500.000 masing-masing per hari. Para karyawan bekerja selama 6 hari dalam seminggu yaitu hari senin sampai hari sabtu, dan upah dibayar setiap hari sabtu. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 27 Desember 2020, dengan demikian upah yang belum dibayar adalah sebagai berikut:

    Senin 29 desember 2020=  3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000

Selasa 30 desember 2020= 3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000
Rabu 31 desember 2020=   3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000+
Jumlah                                                                                          Rp. 4.500.000
Jadi upah yang belum dibayar adalah Rp.4.500.000
Kemudian di masukkan ke jurnal penyesuaian pada akhir bulan tersebut yaitu 31 desember 2020.
Berikut adalah yang harus di tulis di jurnal penyesuaian:
Bebab upah …………………………       Rp. 4.500.000
Utang upah ……………………………                     Rp. 4.500.000

Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses) timbul ketika perusahaan mengakui beban dalam pembukuannya sebelum benar-benar melakukan pembayaran. Karena perusahaan masih berutang, biaya yang masih harus dibayar diperlakukan sebagai kewajiban.

Pada akhir tahun atau akhir bulan beban yang masih harus dibayar harus dibuat jurnal penyesuaiannya, hal ini karena pada dasarnya beban tersebut telah diakui oleh perusahaan pada periode bersangkutan tetapi belum dibayar dan belum dicatat dalam periode tersebut oleh perusahaan. Sehingga perlu dicatat dalam jurnal penyesuaian sebagai hutang atau beban yang masih harus dibayar dan mengakui adanya beban tersebut dalam laporan laba/rugi sehingga laporan keuangan baik laba/rugi atau neraca dapat disusun dengan akurat.

Referensi

Jerry J. Weygandt. (2015). Financial accounting. IFRS edition. 03. John Wiley & Sons, Inc. Hoboken. ISBN: 9781118978085.

https://www.wibowopajak.com/2012/06/pengertian-biaya-yang-masih-harus.html

MY