Pada saat kita membutuhkan pendanaan kita meminjam uang ke saudara/bank/teman/keluarga atau siapapun. Begitu juga dalam perusahaan. Untuk mendapatkan pendanaan untuk proses produksi, distribusi, pemasaran, upah karyawan, research dan development, pembiayaan alat dan perawatan alat dan lain sebagainya perusahaan dapat menerbitkan obligasi.

Semua contoh diatas menurut Baridwan (2000: 365) disebut sebagai hutang jangka panjang. Baridwan (2000:365) menjelaskan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”.

Beberapa resiko hutang jangka panjang diantaranya adalah     :

  • Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka resiko juga akan semakin tinggi.
  • Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman.
  • Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan.
  • Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang sudah pasti/tetap.
  • Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau rendah jumlah pinjaman

Contoh hutang jangka panjang dalam perusahaan seperti Hutang Obligasi

Keuntungan hutang obligasi, diantaranya adalah :

  • Bunga obligasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
  • Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman merupakan biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan deviden merupakan pembagian laba yang tidak dapat dikategorisasikan sebagai pembebanan biaya.
  • Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan, sehingga tidak akan mempengaruhi manajemen dan operasional harian perusahaan.

            Obligasi adalah sekuritas hutang (debt securities) yang diterbitkan dalam suatu perusahaan kepada para kreditor yang disebut pemegang obligasi. Setiap obligasi merupakan kontrak yang sekurang-kurangnya menyatakan hal-hal atau mempunyai karakteristik sebagai berikut:

Sebagai contoh ayat jurnal hutang obligasi:

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi suatu penjualan sekuritas utang obligasi sebesar nilai nominal Rp 200.000.000,- dengan harga sama dengan nilai nominalnya pada tanggal 1 januari 2019.

Ref Jumlah
Debet Kredit
01/01/19 Kas atau bank 200.000.000
     Utang obligasi 200.000.000

 

Hutang obligasi dilaporkan dalam laporan neraca.

Referensi

Jerry J. Weygandt. (2015). Financial accounting. IFRS edition. 03. John Wiley & Sons, Inc. Hoboken. ISBN: 9781118978085.

MY