KEGIATAN MAHASISWA BINUS SEBAGAI RELAWAN PAJAK TAHUN 2018
(SCC Taxation dan Koordinator Relawan Pajak)
Secara ekonomi, bonus demografi merupakan potensi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita. Struktur penduduk yang didominasi penduduk usia produktif (penduduk usia kerja) berpotensi meningkatkan tabungan masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melihat hal ini sebagai potensi pajak masa depan. Untuk itulah, kesadaran terhadap pajak harus dibangun pada generasi muda sejak dini, terintegrasi dalam sistem pendidikan yang disebut Inklusi Kesadaran Pajak.
Inklusi Kesadaran Pajak ini dapat diartikan sebagai edukasi pajak secara menyeluruh dalam sistem pendidikan dan melibatkan semua pihak tanpa batas apapun. DJP memulai program Inklusi Kesadaran Pajak secara serentak mulai SD hingga jenjang Perguruan Tunggi di seluruh Indonesia. Edukasi pajak yang bertema: Pajak Bertutur yang telah dilaksanakan pada 11 Agustus 2017 lalu berhasil menjaring sekitar 110.000 peserta.
Program ini merupakan hasil kerjasama lintas instansi antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman nomor MoU-21/MK.03/2014 dan nomor 13/X/NK/2014 tentang Peningkatan Kesadaran Perpajakan Melalui Pendidikan. Sementara pada tingkat perguruan tinggi dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor MoU-4/MK.03/2016 dan nomor 7/M/NK/2016 tentang Peningkatan Kerjasama Perpajakan Melalui Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Dalam Nota Kesepahaman tersebut dinyatakan bahwa ruang lingkup meliputi peningkatan kesadaran perpajakan bagi tenaga didik, peserta didik, dan tenaga kependidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal melalui: Pertama peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga pendidik. Kedua pengembangan pembelajaran, kurikulum, dan perbukuan. Ketiga penelitian dan pengembangan.
Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada Wajib Pajak melalui penyuluhan dan sosialisasi tentang sistem perpajakan di Indonesia. Namun, hal tersebut menemui kendala seperti terbatasnya jumlah pegawai pajak dalam melayani jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak.
Sekarang ini telah banyak Kantor Konsultan Pajak di Indonesia untuk membantu Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Lantas, bagaimana dengan Wajib Pajak yang berasal dari golongan menengah kebawah? Tentunya mereka tidak memiliki biaya yang cukup untuk membayar jasa konsultan tersebut.
Namun, bisa saja mereka berkonsultasi di Kantor Pelayanan Pajak secara gratis, akan tetapi hal ini terbentur dengan terbatasnya jumlah fiskus yang jumlahnya tidak sebanding dengan Wajib Pajak, terlebih jika konsultasinya dilakukan pada batas akhir pelaporan pajak pasti menimbulkan antrean yang sangat panjang. Hal inilah yang harus segera diatasi oleh Pemerintah. Salah satu solusi yang dirasa efektif yaitu dengan mengangkat relawan pajak dari mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat merupakan salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi, hal ini tentunya selaras dengan kegiatan relawan pajak dalam memberikan edukasi perpajakan kepada masyarakat.
Kegiatan relawan pajak ini juga dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengasah kemampuan mahasiswa dalam bidang pajaknya dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya pajak dan mendampingi Wajib Pajak untuk melaporkan pajaknya Saat ini ruang lingkup kegiatan relawan pajak hanya seputar Konsultasi Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi, namun tidak menutup kemungkinan layanan dari relawan pajak akan terus berkembang ke sektor pajak lainnya.
Mahasiswa Binus University yang tergabung dalam Relawan Pajak periode 2017/2018 sebanyak 47 mahasiswa. Mahasiswa tersebut telah menjalani pelatihan beberapa kali dan dan selama bulan Maret 2018 melakukan asistensi ke Wajib Pajak di KPP di wilayah DJP Kanwil Jakarta Barat selama 2 minggu.
Sebagai apresiasi kepada seluruh Relawan Pajak, pihak Direktorat Jenderal Pajak memberikan sertifikat bagi seluruh anggota Relawan Pajak.
Berikut ini merupakan peserta Mahasiswa Relawan Pajak tahun 2018 dari Binus University
1 | Lionita Wijaya | |
2 | Debora Eunike M. | |
3 | Inka Chrisventy | |
4 | Marselina Prilly | |
5 | Irianne Putri Syavira | |
6 | Michsel Elsera | |
7 | Lisa Anggreani | |
8 | Runi Anggraini | |
9 | Masriyanto | |
10 | Andhika La`la | |
11 | Putri Rahmadani | |
12 | Vega Devaanthy Fristilla | |
13 | Priska Klaudia Octari | |
14 | Annisa Nurfadilla | |
15 | Larasati Adwiani | |
16 | Julita Marciellyn | |
17 | Marisa S.A. Nasution | |
18 | Deborah Sujono | |
19 | Istiqah Nurhalifah | |
20 | Lusiana | |
21 | Maureen | |
22 | Aliffia Sekar A | |
23 | Angeline Fransisca L | |
24 | Sherly Maulia | |
25 | Reyhan | |
26 | Devina Ong | |
27 | Carola Vista Bidari | |
28 | Elsa Oktaviani | |
29 | Kurniawati | |
30 | Dayinta Pradawati | |
31 | Muhammad Ariq Fiantra | |
32 | Vina Heroski | |
33 | Adheefa Lorenzio Ej | |
34 | Pandu Rama Aninditya | |
35 | Andi Sanjaya Arman | |
36 | Novia Tri Jayanti | |
37 | Nabilla Merita Putri | |
38 | Anugrah Ganda Saputra | |
39 | Sarah Novera Khairani | |
40 | Maria Magdalena Faustina | |
41 | Frisca Dyarahmawanti | |
42 | Winsen Wongso Dwinata | |
43 | Vanessa Wiliam | |
44 | Steven Renaldi | |
45 | Donna Yuniarti Sianipar | |
46 | Refina Melati Santoso | |
47 | Nurul Sifa Novira |
Terima kasih atas partisipasinya untuk melayani masyarakat supaya terus sadar pajak dan tertib pajak.
LDP
Comments :