Apa yang ada di benak Anda apabila mendengar kata inventory? Suatu barang dagang yang disimpan digudang sebuah toko atau supermarket. Suatu tumpukan material berupa bahan baku untuk proses produksi di gudang perusahaan manufaktur. Bila itu jawaban Anda, tidak salah, benar. Namun demikian pada dasarnya pengertian dan contoh inventory cakupannya sangat luas. Saya ambil contoh sebuah perusahaan pengembang property, maka seperti apa inventorynya? Ternyata kalau kita baca di catatan atas laporan keuangannya (notes to financial statement), maka kita akan mendapati bahwa inventorynya berupa bangunan seperti rumah dan unit apartemen yang belum terjual. Jadi disini kita bisa ambil kesimpulan bahwa yang disebut inventory adalah sesuatu yang dimiliki untuk diolah atau dijual kembali.

   Bagaimana Inventory dalam ranah audit keuangan? Pada dasarnya dalam laporan keuangan terkandung asersi atau pernyataan. Pernyataan dari siapa? Pihak yang menyusun dan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut, dalam hal ini manajemen. Terdapat 5 asersi yaitu: existence and occurence, completeness, right amd obligation, valuation or allocation dan presentation & disclosure. Dalam artikel ini saya akan membahas kelima asersi tersebut dalam ranah inventory.

   Existence and Occurence, berbicara mengenai keterjadian suatu transaksi dan keberadaan suatu aset. Dalam hal inventory berarti apakah transaksi pembelian atau penjualan inventory benar terjadi, dan juga apakah inventory yang tercatat di laporan posisi keuangan dan dirinci di catatan atas laporan keuangan benar – benar ada tidak fiktif atau digelembungkan.

   Completeness, berbicara mengenai apakah seluruh transaksi yang berhubungan dengan inventory seluruhnya telah dibukukan atau belum. Misalnya pada saat pembelian inventory, apabila terdapat beban angkut, retur atau diskon, apakah telah dicatat atau belum?

   Right and Obligation, berbicara mengenai apakah inventory yang ada pada penguasaan klien/perusahaan yang diaudit adalah memang benar secara kepemilikannya adalah milik perusahaan. Ambil contoh untuk inventory yang dibeli secara konsinyasi, maka hak kepemilikan dari inventory tersebut belum berpindah tangan, masih tetap milik suplier.

   Valuation or allocation, berbicara mengenai penilaian inventory. Metode penilaian apakah yang digunakan/ Apakah FIFO atau average, periodik atau perpetual? Apakah telah dilakukan penyesuaian untuk inventory yang sudah usang atau kadaluarsa (obsolete). Inventory yang telah menurun gradenya dari grade A menjadi grade B, atau malah yang sudah di scrap.

   Presentation and Disclosure, berbicara mengenai bagaimana penyajian inventory di laporan posisi keuangan dan pengungkapannya pada catatan atas laporan keuangan. Angka inventory di laporan posisi keuangan tidak ada artinya apabila tidak diungkap (disclose) pada catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan meliputi rincian inventory, metode penilaian yang digunakan, status kepemilikan inventory dan lainnya

   Inventory merupakan aset lancar, meskipun demikian bentuk dari inventory masing-masing perusahaan dapat berbeda-beda. Dapat berupa persediaan barang dagang, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi atau property yang belum terjual.

– BLH