Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.  Seksi ini memberikan panduan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel audit.

 

Auditor seringkali mengetahui mana saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali

mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan pengetahuan ini dalam perencanaan

prosedur auditnya, termasuk sampling audit. Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atau  transaksi lainnya yang, menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.

 

Ada 2 (dua) pendekatan umum dalam sampling audit:

  • Nonstatistik

Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan,pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Panduan dalam Seksi ini berlaku baik untuk sampling audit secara statistik maupun nonstatistik.

Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, “Bukti audit kompeten yang cukup harus

diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.” Kedua pendekatan

sampling audit di atas, jika diterapkan dengan semestinya, dapat menghasilkan bukti audit yang

cukup.

Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan, antara lain, desain dan ukuran sampel

audit. Ukuran sampel yang diperlukan untuk menghasilkan bukti audit yang cukup tergantung pada tujuan dan efisiensi sampel. Untuk tujuan tertentu, efisiensi sampel berhubungan dengan

desainnya; suatu sampel akan lebih efisien daripada yang lain jika sampel tersebut dapat mencapai tujuan yang sama dengan ukuran sampel yang lebih kecil. Secara umum, desain yang hati-hati akan menghasilkan sampel yang lebih efisien.

 

Penilaian kompetensi bukti audit semata-mata merupakan pertimbangan audit dan bukan ditentukan oleh desain dan penilaian atas sampel audit. Dalam pengertian khusus, penilaian sampel hanya berhubungan dengan kemungkinan bahwa keberadaan salah saji moneter atau penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan adalah dimasukkan dalam sampel secara proporsional, bukan pada perlakuan auditor atas hal-hal tersebut. Sehingga, pemilihan metode sampling nonstatistik atau statistik tidak secara langsung mempengaruhi keputusan auditor atas prosedur audit yang akan diterapkan, kompetensi bukti audit yang diperoleh yang berkaitan dengan unsur individual dalam sampel, atau tindakan yang mungkin akan dilakukan sehubungan dengan sifat dan penyebab salah saji tertentu.

KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT

Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep “sebagai dasar memadai untuk suatu pendapat” yang diacu dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Dasar untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul dari hubungan antara faktor-faktor seperti biaya dan waktu yang diperlukan untuk memeriksa semua data dan konsekuensi negatif dari kemungkinan

keputusan yang salah yang didasarkan atas kesimpulan yang dihasilkan dari audit terhadap data

sampel saja. Jika faktor-faktor ini tidak memungkinkan penerimaan ketidakpastian, maka

alternatifnya hanyalah memeriksa semua data. Karena hal ini jarang terjadi, maka konsep dasar

sampling menjadi lazim dalam praktik audit.

 

Ketidakpastian yang melekat dalam penerapan prosedur-prosedur audit disebut risiko audit.

Risiko audit terdiri dari :

 

(a) Risiko (meliputi risiko bawaan dan risiko pengendalian)

bahwa saldo atau kelompok dan asersi yang berkaitan, mengandung salah saji yang mungkin material bagi laporan keuangan, jika dikombinasikan dengan salah saji pada saldo-saldo atau kelompok yang lain, dan

(b) Risiko (risiko deteksi)

bahwa auditor tidak menemukan salah saji tersebut. Risiko terjadinya peristiwaperistiwa negatif ini (adverse events) secara bersamaan dapat dipandang sebagai suatu fungsi  masing-masing risiko. Dengan menggunakan pertimbangan profesional, auditor menilai berbagai faktor untuk menentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian (penentuan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih rendah daripada tingkat maksimum akan menuntut pelaksanaan pengujian atas pengendalian), dan melakukan pengujian substantif (prosedur analitik dan pengujian atas rincian saldo-saldo akun atau kelompok transaksi) untuk membatasi risiko deteksi.

Risiko audit meliput i ket idakpast ian yang disebabkan oleh sampling dan ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor-faktor selain sampling. Aspek-aspek risiko audit adalah

  • risiko sampling
  • risiko nonsampling.

Risiko sampling

Timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian pengendalian atau pengujian substantif terbatas pada sampel, kesimpulan auditor mungkin menjadi lain dari kesimpulan yang akan dicapainya jika cara pengujian yang sama diterapkan terhadap semua unsure saldo akun atau kelompok transaksi. Dengan pengertian, suatu sampel tertentu mungkin mengandung salah saji moneter atau penyimpangan dari pengendalian yang telah ditetapkan, yang secara proporsional lebih besar atau kurang daripada yang sesungguhnya terkandung dalam saldo akun atau kelompok transaksi secara keseluruhan. Untuk suatu desain sampel tertentu, risiko sampling akan bervariasi secara berlawanan dengan ukuran sampelnya: semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya.

Risiko nonsampling

meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling. Seorang auditor mungkin menerapkan prosedur audit terhadap semua transaksi atau saldo dan tetap gagal mendeteksi salah saji yang material. Risiko nonsampling meliputi kemungkinan pemilihan prosedur audit yang tidak semestinya untuk mencapai tujuan audit tertentu.

Sebagai contoh,

Pengiriman surat konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat diandalkan untuk menemukan piutang yang tidak tercatat. Risiko nonsamplingjuga muncul karena auditor mungkin gagal mengenali salah saji yang ada pada dokumen yang diperiksanya, hal yang akan membuat prosedur audit menjadi tidak efektif walaupun ia telah memeriksa semua data.

Risiko nonsampling dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui cara-cara seperti perencanaan dan supervisi memadai (lihat SA Seksi 311 [PSA No. 05] Perencanaan dan Supervisi dan penyelenggaraan praktik audit yang balk oleh kantor akuntan publik (lihat SA Seksi 161 [PSA No.01] Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu.

 

Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor memperhatikan dua aspek dari risiko sampling:

Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance),

yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun telah salah saji secara material.

 

Resiko keliru menolak (risk of incorrect rejection),

yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material.

Auditor juga memperhatikan dua aspek risiko sampling dalam menyelenggarakan pengujian

pengendalian jika ia menggunakan sampling:

– Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too low), yaitu ;

Risiko menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sample, terlalu rendah dibandingkan dengan efektivitas operasi pengendalian yang sesungguhnya.

– Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sample, yang

terlalu tinggi dibandingkan dengan efektivitas operasi pengendalian yang sesungguhnya.

 

Risiko keliru menolak dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi,

berkaitan dengan efisiensi audit. Sebagai contoh, jika penilaian auditor atas sampel audit

menuntunnya pada kesimpulan awal yang keliru bahwa suatu saldo telah salah saji secara material, padahal kenyataannya tidak demikian, penerapan prosedur tambahan dan pertimbangan atas bukti-bukti audit yang lain biasanya akan menuntun auditor ke kesimpulan yang benar. Sama halnya, jika penilaian auditor atas sampel menuntunnya pada penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, maka biasanya auditor akan memperluas lingkup pengujian substantif untuk mengkompensasi anggapannya atas ketidakefektivan pengendalian Walaupun audit dilaksanakan kurang efisien dalam kondisi tersebut, namun tetap efektif. Risiko keliru menerima dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah, berkaitan dengan efektivitas audit dalam pendeteksian terhadap ada atau tidaknya salah saji yang material.

– BLH