Perkembangan teknologi, termasuk di bidang ekonomi digital, berdampak pada pelaku yang terlibat di dalamnya untuk ikut beradaptasi. Salah satunya adalah akuntan, oleh karena itu akuntan harus mempunyai kemampuan analisis yang berdampak positif terhadap pasar, tidak lagi sekadar analisis sebab-akibat. “

Perlunya kemampuan analisis yang mumpuni  karena  saat ini dalam proses audit hingga membuahkan laporan keuangan dalam ekonomi digital, berbeda dengan perusahaan konvensional, misalnya Traveloka yang saat ini dikabarkan memiliki nilai valuasi hingga US$2 miliar atau Tokopedia yang mendapat suntikan dana US$1,1 miliar dari Alibaba. Dua hal tersebut merupakan contoh pergeseran nilai perusahaan yang saat ini tidak lagi dinilai hanya dari aset secara fisik, tetapi juga secara data ataupun informasi yang dimiliki perusahaan berbasis aplikasi.

Sementara cara konvensional menjelaskan bahwa  “Di dalam laporan keuangan yang disebut aset itu aset fisik berbentuk properti, seperti pabrik. Namun, perkembangan teknologi berubah semuanya sehingga aset tidak hanya fisik.” “Traveloka nilainya capai US$2 miliar, bagaimana cara menilainya, pergeseran semacam ini harus dipikirkan di bidang akutansi. “Jangan sampai laporan keuangan tidak sesuai dengan digital bisnis.” Oleh Karena itu seorang akuntan harus makin mengembangkan daya analisisnya di era digital ini. Profesi akuntan yang dekat dengan angka,  akan memudahkan akuntan di era ekonomi digital untuk mendapatkan data dengan lebih mudah sehingga mereka tidak hanya menyusun laporan keuangan, tetapi juga melihat proses bisnis di perusahaan dari awal hingga akhir.

Sumber: Agung Nugroho Soedibyo dan Ancella Hermawan, dalam konferensi internasional keenam “The Growth Game Changer: Digital Economy, Financial Inclusion, and Accounting Roles, Jogjakarta, 27-29 Agustus 2017

-LL