XBRL adalah kependekan dari eXtensible Business Reporting Language. XBRL merupakan bahasa baku pelaporan bisnis berbasis XML yang dikembangkan untuk memfasilitasi komunikasi data bisnis dan data keuangan secara elektronis. XML sendiri, singkatan dari eXtensible Markup Language, adalah bahasa penanda (markup language) yang telah menjadi standar universal penyajian informasi terstruktur. XBRL bisa dikatakan versi XML yang khusus dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan dan bisnis.

Menurut Phillips, Bahmanziari, dan Colvard (2008) menjelaskan ; XBRL menjadi cara baru perusahaan dan organisasi lainnya dalam mentransmisi dan menggunakan data bisnis. Contohnya,  perusahaan-perusahaan terbuka di Amerika Serikat telah mengirimkan laporan-laporannya kepada otoritas bursa di sana (SEC) dalam format XBRL. Menurut Phillips, Bahmanziari, dan Colvard, usaha menengah dan kecil serta profesi akuntansi tidak bisa lagi menghindari dari tren XBRL. Meskipun tidak gencar terdengar, otoritas perbankan, bursa efek, dan otoritas pasar modal di Indonesia saat ini tengah mengarah kepada implementasi XBRL.

Perkembangan XBRL

XBRL International (XII) adalah organisasi konsorsium yang bersifat nirlaba, mencakup lebih dari 600 perusahaan dan badan lainnya. XII inilah yang mengembangkan XBRL serta mendorong adopsi XBRL secara global. Meskipun demikian, XBRL merupakan open standard technology. Setiap perusahaan atau penyedia perangkat lunak bisa menggunakan XBRL secara gratis.

Wada (2013) menjelaskan, pada awalnya XBRL memang dikembangkan sebagai teknologi untuk pelaporan keuangan atau pelaporan bisnis. Akan tetapi, penerapan XBRL terus diperluas sehingga mencakup juga informasi non-keuangan yang bersifat kualitatif. Contoh penerapan XBRL untuk pelaporan non-keuangan adalah penggunaan XBRL dalam penyampaian laporan tanggung jawab sosial perusahaan, inisiatif IIRC (International Integrated Reporting Council), dan GRI (Global Reporting Initiative) di wilayah Asia.

Bagaimana Wujud konkret, XBRL?

Salah satu artikel dari XII (diakses tanggal 2 Januari 2014) memberikan contoh script XBRL. XBRL terdiri dari tag-tag pengidentifikasi (identifying tags). Tag-tag pengidentifikasi itu diterapkan terhadap item-item data tertentu, sehingga dapat diproses secara efisien oleh perangkat lunak komputer. Contoh item data dimaksud adalah beban penyusutan atau laba bersih.

Tag pengidentifikasi juga bisa menyajikan informasi yang lebih kompleks, misalnya angka dalam satuan moneter, angka persentase, dan angka pecahan. Lebih lanjut, XBRL juga memungkinkan pemberian label/nama suatu item data dalam bahasa apa pun, penggunaan kerangka acuan akuntansi yang berbeda-beda, serta penyediaan informasi lain terkait perusahaan anak.

Contoh  tag-tag di atas terbaca sebagai berikut:

CURRENT ASSETS
Assets Held for Sale 100,000
Construction in Progress, Current 100,000
Inventories 100,000
Other Financial Assets, Current 100,000
Hedging Instruments, Current (Asset) 100,000
Current Tax Receivables 100,000
Trade and Other Receivables, Net, Current 100,000
Prepayments, Current 100,000
Cash and Cash Equivalents 100,000
Other Assets, Current 100,000
Current Assets Total 1,000,000

XBRL mampu menunjukkan keterkaitan item-item data satu sama lain. Dengan demikian, XBRL mampu menunjukkan bagaimana penghitungan yang mendasari suatu item data. XBRL juga mampu mengelompokkan item-item data menurut organisasi atau menurut tujuan pelaporan tertentu. Dan yang terpenting, XBRL dapat dengan mudah diperluas (extensible), sehingga perusahaan dan organisasi lainnya bisa mengadaptasi XBRL untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Informasi dikonversi menjadi XBRL melalui proses pemetaan atau dibuat dalam format XBRL dengan perangkat lunak. Selanjutnya, informasi itu dapat ditelusuri, dipertukarkan, dan dianalisis dengan bantuan komputer atau dipublikasikan secara rutin.

XBRL menggunakan semacam kamus (dictionaries) yang berisi elemen-elemen XBRL dan dikenal dengan Taksonomi XBRL (XBRL Taxonomies). Taksonomi XBRL merupakan skema pengelompokan yang menetapkan tag-tag tertentu untuk masing-masing item data. Sebagai contoh, dalam laporan keuangan berbasis IFRS tag XBRL Other Reserves merepresentasikan pos Other Reserves.

Masing-masing negara memiliki aturan akuntansi yang berbeda-beda. Akibatnya, masing-masing negara akan memerlukan taksonomi pelaporan keuangan sendiri-sendiri. Berbagai organisasi, termasuk regulator, asosiasi industri, atau perusahaan induk, bisa juga memerlukan taksonomi XBRL khusus untuk memenuhi kebutuhan pelaporan bisnis mereka sendiri. Taksonomi khusus juga telah dirancang untuk memfasilitasi penggabungan data serta pelaporan internal di dalam organisasi. Taksonomi khusus dimaksud adalah GL Taxonomy.

Phillips, Bahmanziari, dan Colvard (2008) menegaskan bahwa untuk membuat dokumen XBRL, kita tidak perlu belajar XML. Perangkat lunaklah yang melakukan proses pembubuhan tag dan mengirimkan dokumen XBRL antar-pihak yang terkait dalam sistem pelaporan berbasis XBRL.

Bagaimanakah XBRL di Indonesia?

Data keanggotaan XII (diakses tanggal 19 Januari 2014) memuat Bank Indonesia (BI) sebagai anggota langsung (direct member) XII. XII memang menawarkan dua opsi keanggotaan: Direct Membership dan Jurisdictions Membership. Bank Indonesia sejauh ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya lembaga dari Indonesia yang berpartisipasi dalam pengembangan standar global pelaporan bisnis secara elektronis yang dipelopori XII.

BI (2013) menyatakan, XBRL pada awalnya diterapkan dalam penyampaian Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS), Implementasi XBRL di BI dikatakan sebagai bagian dari penyiapan infrastruktur dalam rangka pengalihan fungsi regulasi dan pengawasan bank syariah dari BI ke OJK.

Wada (2013) dalam paparannya mengenai XBRL di Asia dan Oceania menyinggung implementasi XBRL di Indonesia. Wada (2013) menyatakan bahwa proyek XBRL Bank Indonesia dilatarbelakangi oleh timbulnya tuntutan informasi baru bagi perbankan syariah dalam rangka mengakomodasi standar akuntansi keuangan syariah, mematuhi ketentuan regulasi, mengakomodasi munculnya produk-produk baru perbankan syariah, serta memenuhi kebutuhan statistik moneter dan statistik sistem pembayaran.

Wada (2013) juga menjelaskan bahwa proyek XBRL BI dimaksudkan untuk mempersiapkan transisi pengawasan keuangan dari BI ke OJK pada tahun 2014. Proyek XBRL BI merupakan bagian dari upaya pengembangan sistem pelaporan keuangan yang akan mengakomodasi kebutuhan informasi BI dan OJK, misalnya yang berupa Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

Sumber:  educational webinar.com

-LL