Saat ini perekonomian menghadapi paradigma baru yakni paradigma nilai atau value.. Investor dan stakeholder lain membutuhkan adanya laporan yang bisa menyajikan gambaran keseluruhan bagimana sebuah organisasi menghasilkan value dan bagaimana kondisi organisasi dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Nilai yang dimaksud di sini bukan hanya nilai berupa nominal angka, namun juga potensi – potensi perusahaan yang sulit diukur dengan angka. Perusahaan mencoba menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan melalui strategi yang berkelanjutan (sustainable strategy).

Trend saat ini bahwa Laporan keuangan perusahaan yang ada  dianggap tidak lagi menyajikan gambaran menyeluruh dari suatu perusahaan. Laporan keuangan tidak menyajikan informasi lain yang juga mendasari informasi keuangan seperti informasi sosial, lingkungan, tatakelola, risiko dan prospek, serta keberlanjutan bisnis perusahaan. Untuk itu diperlukan sebuah laporan yang bisa lebih menggambarkan nilai intangible perusahaan dan dampak sustainable strategy yang diterapkan oleh perusahaan terhadap masyarakat dan juga deskripsi bagaimana dampak dari strategi – strategi perusahaan ini terhadap long-term shareholder value.

Pada tahun 2011 IIRC didukung oleh Global Reporting Initiatives (GRI) mengembangkan model pelaporan baru yang dinamakan Integrated Reporting (biasa disimbolkan dengan <IR>) sebagai sebuah solusi dalam rangka menjawab kebutuhan penemuan cara baru dalam mengukur dan mengomunikasikan penciptaan nilai perusahaan.

IIRC mendefinisikan integrated reporting <IR> sebagai  suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi yang tercermin dalam “integrated report” kepada para stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu.  Integrated report sendiri didefinisikan sebagai suatu komunikasi yang ringkas  dan terintegrasi  tentang bagaimana  strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Integrated report memberikan suatu pendekatan pelaporan yang lebih luas dibandingkan dengan pelaporan tradisional yang ada saat ini.

Integrated report harus menjelaskan penciptaan nilai yang unik dari perusahaan, dan menjelaskan bagaimana perusahaan menciptakan nilai dan untuk siapa, pengukuran nilai perusahaan, serta nilai yang diciptakan pada setiap level perusahaan dan bagaimana hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja di masa depan.

Pada Desember 2013 dikeluarkanlah The International Integrated Reporting Council’s (IIRC) Framework yang memberikan kerangka awal bagi perusahaan dalam mendorong pemikiran dan pelaporan terintegrasi dalam cara yang terintegrasi. <IR> menggabungkan sejumlah laporan yang terdiri dari keuangan, catatan manajemen, tatakelola dan remunerasi, serta laporan berkelanjutan ke dalam satu paket pelaporan untuk menjelaskan kemampuan suatu organisasi dalam menciptakan nilai dan  mempertahankan nilainya dalam jangka panjang. <IR> menyajikan secara bersama informasi material tentang strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek suatu organisasi yang mencerminkan konteks komersial, sosial dan lingkungan dimana organisasi itu beroperasi.

Integrated reporting menjadi suatu tantangan tersendiri bagi akuntan karena nanti, klien-nya tidak hanya membutuhkan laporan keuangan namun juga laporan non-keuangan yang lebih kompleks. Dimana laporan yang berhubungan dengan sumber daya non keuangan seperti lingkungan dan manusia bukan merupakan expertise dari akuntan. Untuk itu, dalam menjawab tantangan ini, akuntan harus memperluas wawasan terkait dengan hal – hal non keuangan dimulai sejak dini. Agar jika nantinya pelaporan <IR> sudah menjadi mandatory requirement para akuntan siap dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam menjawab kebutuhan pasar.

Sumber : http://www.akuntansi.com

-LL