FILSAFAT ILMU AKUNTANSI

Segala yang ada merupakan bahan pemikiran filsafat. Filsafat merupakan usaha berpikir manusia yang sistematis sehingga membentuk ilmu pengetahuan. Filsafat adalah sebuah refleksi atas semua yang ada, seluruh realitas. Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri. Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia.

Filsafat berasal dari bahasa yunani “Philosiphia” yang berarti cinta kearifan. Akar katanya philos (cinta) dan sophia (kearifan). Filsafat dimulai dari rasa ingin tahun dan rasa ragu-ragu. Filsafat berbeda dengan ilmu pada umumnya (Yuyun, 1998). Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi  kata filsafat, yangg dalam bhs Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa Inggris di kenal dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa Yunani philoshophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.  Dengan demikian, seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.

Secara terminologi, menurut Surajiyo (2010: 4) filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari sesuatu fenomena. Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan “sesuatu” adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat mengkaji sesuatu yang ada dan yang mungkin ada secara mendalam dan menyeluruh. Jadi filsafat merupakan induk segala ilmu.

Susanto (2011:  6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).

Berfilsafat adalah berusaha mengetahui apa yang belum dan telah diketahui dengan rasa rendah hati bahwa tidak semuanya akan diketahui. Berfilsafat juga dapat diartikan mengoreksi diri dan keberanian untuk berterus terang kepada diri sendiri seberapa jauh sebenarnya ilmu yang telah dijangkau.  Jadi, ilmu filsafat adalah ilmu tentang bagaimana lahirnya suatu ilmu. Kegiatan kefilsafatan berproses berdasarkan ilmu filsafat, karena itu kegiatan kefilsafatan meruapkan kegiatan perenungan berdasarkan ilmu filsafat yang tujuannya menghasilkan ilmu. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.

Tujuan filsafat sebagai upaya mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan tersebut, menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya dalam bentuk yang sistematis.  Filsafat ilmu akuntansi merupakan pemikiran filsuf tentang akuntansi (Azhar Susanto, 2013) sebagai contoh misalnya tentang mengapa asset dikatakan seperti dalam definisi/teori ? mengapa persediaan dikatakan seperti dalam definisi/teori ?  mengapa piutang dikatakan seperti dalam definisi/teori ? mengapa penyusutan  dikatakan seperti dalam definisi/teori ? mengapa hutang dikatkaan seperti dalam definisi/teori? Mengapa modal dikatakan seperti dalam definisi/teori ? dan lain sebagainya.

Karakteristk berpikir filsafat (Yuyun, 1998)

  • Menyeluruh

Berfikir filsafat harus bersifat menyeluruh artinya tidak melihat ilmu hanya dari sudut pandang ilmu itu sendiri.

  • Mendasar

Berpikir filsafat bersifat mendasar aritnya tidak begitu saja melihat ilmu itu benar tapi kebenaran ilmu harus dapat digeneralisasi.

  • Spekulatif

Berpikir filsafat bersifat spekulatif artinya tidak yakin terhadap titik awal dan akhir pemikiran.

Filsafat mempelajari segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia. Bila suatu masalah terjawab filsafat akan merambah ke permasalahan lain sejalan dengan perkembangan jaman. Karena itu bidang telaahan filsafat dari jaman ke jaman berubah. Terdapat tiga bidang telaah Filsafat sebagai berikut :

  • Logika : apa yang disebut benar dan salah
  • Etika : apa yang disebut baik dan buruk
  • Estetika : apa yang disebut indah dan jelek.

Perkembangan telaah filsafat sebagai berikut : (Yuyun, 1998)

  1. Epistemology (Filsafat pengetahuan)
  2. Etika (Filsafaty moral)
  3. Estetika (Filsafat seni)
  4. Filsafat Matematika
  5. Filsafat  keberadaan Zat (Metafisika)
  6. Politik (Filsafat pemerintahan)
  7. Filsafat agama
  1. Filsafat Pendidikan
  2. Filsafat Hukum
  3. Filsafat Sejarah
  4. Filsafat Matematika
  5. Filsafat Akuntansi
  6. Filsafat Sistem Informasi
  7. Filsafat Audit
  8. Dan lain sebagainya

By : MY