Filsafat atau philosophy berasal dari kata philein yang berarti mencintai dan sophia, yang berarti kebijaksanaan atau jika digabungkan maka berarti mencintai kebijaksanaan[1]. Filsafat mulai dari adanya keheranan dan mempertanyakan suatu hal, namun filsafat tidak sampai di sana saja. Filsafat mencoba mencari jawaban dari hal yang mereka pertanyakan, mencari sudut pandang lain, dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat berupa spekulasi yang kuat atas pemikiran yang dilakukan orang tersebut atau spekulasi orang lain. Pada saat awal, spekulasi dimulai dengan adanya pertanyaan atas suatu hal yang mengganggu pemikiran dan artinya dikritisi oleh orang tersebut. Setelah dikritisi, maka perlu adanya jawaban, walaupun pada akhirnya berdasarkan spekulasi atau pemikiran orang tersebut.

Lalu, perlukah filsafat dalam akuntansi? Jelas perlu, bahkan dari usia dini, secara tidak langsung sebenarnya sudah mengkritisi dan berspekulasi atas jawaban yang dihasilkan. Di dalam akuntansi, hal tersebut perlu karena akan berhubungan dengan penelitian dan pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari. Misalnya, untuk menentukan harga suatu produk, tidak akan bisa jika tidak ada pemikiran atau kritik bahwa produk tersebut sebenarnya dapat lebih murah lagi sehingga bisa bersaing di pasaran. Namun hal tersebut tentu belum bisa dilakukan apabila perusahaan tidak melakukan penurunan biaya untuk membuat suatu produk. Dalam hal ini, perusahaan perlu untuk mencari tahu cara untuk menurunkan biaya tersebut dengan cara menganalisa susunan biaya di dalam produk dan akhirnya mencari bahan baku atau jasa yang lebih murah namun masih dalam standar yang sama. Oleh karena itu, secara tidak sadar, prinsip filsafat sebenarnya sudah ada dalam keseharian manusia, walaupun filsafat tersebut tidak sampai diperdalam.

Sebagai mahasiswa/i akuntansi dan akuntan, perlu untuk mengkritisi apa yang terjadi di dalam masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan ekonomi dan akuntansi. Hal ini dikarenakan banyak sudut pandang, opini, isu, bahkan hoax yang berkembang dalam masyarakat dan belum tentu kebenarannya. Perlu adanya pencarian jawaban tersebut dengan jeli dan dari berbagai sudut pandang, khususnya akuntansi agar tidak salah kaprah dalam menafsirkan isu atau masalah tersebut. Di dalam penelitianpun, perlu adanya yang dikritisi, rasa keingintahuan atas sesuatu, dan bagaimana cara mencari solusi atas pertanyaan di dalam penelitian tersebut. Dengan menerapkan hal seperti itu, penelitian akan lebih dalam, bernilai, dan bermakna.

Referensi:

[1] Velasquez. 2011. Philosophy A Text with Readings, International Edition, 11th edition.  Wadsworth-Cengage Leaning.