Prospek penerimaan kas di masa mendatang dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk memperoleh kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo, dan untuk memenuhi operasi lain yang memerlukan kas. Kas juga digunakan untuk malakukan reinvestasi dan untuk membayar dividen. Prospek penerimaan kas akan berpengaruh terhadap presepsi investor dan kreditor terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan di pasar modal.

Sehubungan dengan informasi mengenai aliran kas perusahaan, FASB menetapkan tujuan pelaporan keuangan seperti dalam paragraph ke-37 berikut:

Financial reporting should provide information to help present and potential investors and creditors and other users in assessing the amounts, timing, and uncertainty of prospective cash receipts from dividends or interest and the proceeds from the sale redemption, or maturity of securities or loans.[1]

Berdasarkan tujuan di atas, maka palaporan keuangan oleh suatu perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang bermanfaat untuk membantu investor dan kreditor (sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam usaha untuk mengetahui mengenai jumlah, saat dan ketidakpastian prospek penerimaan kas di masa mendatang, yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan penjualan, atau pelunasan sekuritas atau pinjaman.

Informasi mengenai Sumber-sumber Ekonomi Perusahaan, Klaim terhadap Sumber-sumber tersebut, dan Perubahannya

Dalam tujuan pelaporan keuangan yang ke-3 ini FASB membagi tujuan tersebut ke dalam lima buah subtujuan. Tujuan intinya adalah bahwa laporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomik perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut, dan efek transaksi, kejadian dan keadaan yang menyebabkan perubahan sumber-sumber tersebut dan klaim terhadapnya. Klaim terhadap sumber-sumber ekonomik perusahaan merupakan kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber yang dimiliki dan dikuasai kepada perusahaan/pihak lain dan kepada pemilik modal. Tujuan inti tersebut terdapat dalam paragrap ke-40 sebagai berikut:

Financial reporting should provide information about the economic resources of an enterprise, the claims to those, resources obligations of the enterprise to transfer resources to other entities and owners equity), and the effects of transactions, events, and circumstances that change resources and claims to those resowzres.[2]

Tujuan tersebut dirinci lagi menjadi lima subtujuan yang masing-masing adalah informasi yang berhubungan dengan:

  • sumber-sumber ekonomik, kewajiban, dan modal pemilik,
  • kinerja dan laba perusahaan,
  • likuiditas, solvabilitas dan aliran dana,
  • pertanggungjawaban dan kinerja manajemen,
  • penjelasan dan interpretasi manajemen.

Sumber-sumber Ekonomik, kewajiban, dan Modal Pemilik

Berkaitan dengan sumber-sumber ekonomik, kewajiban, dan modal pemilik; tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomik yang ada dalam penguasaan perusahaan, kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ekonomik tersebut kepada pihak lain, dan informasi mengenai modal pemilik. Informasi tentang hal-hal tersebut terdapat dalam laporan keuangan, yaitu laporan neraca. Neraca merupakan media akuntansi untuk memenuhi tujuan tersebut.

Dalam paragraph ke-41 SFAC No. 1, tujuan pelaporan keuangan dijelaskan seperti berikut ini:

Financial reporting should provide information about an enterprise’s economic resources, obligations, and owner’s equity That information helps investors, creditors, and others identify the enterprise’s financial strengths and weaknesses and assess its liquidity and solvency[3]

Menurut penjelasan di atas, tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomik perusahaan, kewajiban-kewajibannya, dan informasi mengenai modal pemilik. lbjuan tersebut dimaksudkan agar pelaporan keuangan mampu membantu investor. kreditor dan pemakai lain dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan finansial perusahaan dan untuk mengetahui tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Bagi investor dan kreditor, likuiditas dan solvabilitas merupakan informasi mengenai sampai sejauh mana klaimnya terhadap perusahaan dapat dipenuhi oleh perusahaan yang bersangkutan. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomik, kewajiban dan modal juga menjadi dasar bagi investor dan kreditor serta pemakai lainnya daiam mengevaluasi kinerja perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tersebut mungkin juga dapat menjadi alat bantu bagi pihak-pihak vang menginginkan untuk mengevaluasi nilai suatu perusahaan, tetapi hal ini di luar tujuan pelaporan keuangan. Karena akuntansi tidak dirancang untuk mengukur secara langsung nilai suatu perusahaan.

[1]  FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stamford Connecticut 1978), hal. 17.

[2] FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stamford Connecticut 1978), hal. 19-20.

[3] FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stamford Connecticut 1978), hal. 20.

Disarikan dari buku: Tujuan Pelaporan Keuangan, Penulis: Suwaldiman, M.Accy., SE., Akt., Hal: 23.

Sumber: http://keuanganlsm.com/