Penggabungan Usaha
Sebuah perusahaan bisa berkembang melalui penambahan kapasitas operasinya dengan membeli aset tetap. Perkembangan seperti itu sering disebut dengan pertumbuhan organik. Cara lainnya adalah dengan membeli perusahaan lain atau bergabung dengan perusahaan lain. Cara kedua disebut dengan pertumbuhan anorganik. Bab ini khusus membahas terjadinya penggabungan usaha.
Dengan menggabung dua perusahaan atau lebih, perusahaan berharap memperoleh skala usaha yang lebih besar atau terjadinya sinergi dalam biaya atau riset. Bisa juga terjadi, dua perusahaan atau lebih bergabung karena adanya alasan hukum atau paksaan dari regulator. Penggabungan usaha secara akuntansi bisa menggunakan metode pembelian atau penyatuan kepemilikan. Kedua metode memberikan konsekuensi yang berbeda terhadap analisis atas laporan keuangan hasil penggabungan.
Penggabungan Usaha
Konsep penggabungan usaha di akuntansi terbagi ke dalam merger dan konsolidasi. Merger terjadi apabila sebuah perusahaan membeli perusahaan target dan seluruh aset dan kewajiban target dipindahkan ke perusahaan pembeli. Entitas target menjadi hilang bergabung menjadi satu di perusahaan pembeli. Sementara konsolidasi terjadi apabila pembeli dan target membentuk entitas baru sama sekali.
Gambar 5.1 di bawah ini dapat digunakan sebagai contoh perbedaan antara merger dan konsolidasi.
Secara keuangan, penggabungan usaha lebih umum disebut merger, walaupun secara akuntansi dibagi menjadi merger dan konsolidasi. Istilah merger atau konsolidasi hanya hidup di dunia akuntansi. Dalam pembahasan berikutnya hanya akan digunakan istilah merger, karena secara keuangan keduanya dianggap sama saja. Walaupun demikian laporan keuangan tetaplah produk akuntansi.
Perbedaan metode akuntansi yang timbul bukan karena masalah perbedaan antara merger dan konsolidasi, tetapi akibat adanya perbedaan utama dalam melihat proses merger. Gambar 5.2 dapat dijadikan sebagai ilustrasi metode yang digunakan dalam merger.
Secara klasik metode penggabungan usaha dapat dibagi ke dalam penyatuan kepentingan (pooling of interest) dan pembelian (purchase). Sebuah perusahaan harus menggunakan salah satu metode untuk pencatatannya. Beberapa catatan utama dalam metode pooling antara lain adalah:
- Dua pihak yang berkepentingan diperlakukan sama, jadi tidak ada pembeli dan tidak ada yang dibeli (target).
- Laporan keuangan dikonsolidasi tanpa adanya penyesuaian (adjustment), oleh karena itu nilai wajar (pasar) tidak dipergunakan.
- Tidak akan muncul goodwill di neraca.
Sementara itu dalam metode pembelian terdapat pembeli (acquirer) dan target, yaitu yang dibeli. Beberapa catatan penting dalam metode pembelian antara lain adalah:
- Seluruh utang dan kewajiban dari target dinilai kembali pada nilai wajar (fair market value).
- Apabila terdapat aset tidak berwujud yang teridentifikasi walaupun sebelumnya tidak terdaftar di neraca, maka aset tersebut harus ditentukan nilainya.
- Apabila nilai wajar bersih aset, yaitu selisih antara nilai wajar aset dengan nilai wajar kewajiban, melebihi haga beli maka nilai tersebut dialokasikan ke goodwill.
Catatan tentang metode purchase di Amerika:
- Mulai tahun 2002 perusahaan di Amerika yang melakukan merger harus dengan metode purchase.
- Penggabungan usaha dan intangible asset sebagai satu paket penggabungan menggunakan ketentuan SFAS 141 dan 142.
Secara ekonomis baik metode purchase maupun metode pooling menghasilkan nilai ekonomis yang sama. Masalah timbul lebih karena secara akuntansi perusahaan menggunakan salah satu metode. Kedua metode menghasilkan neraca yang bisa sangat berbeda apabila terdapat nilai wajar yang jauh di atas nilai buku.
Dalam Gambar 5.2, terlihat beberapa rasio yang terpengaruh dengan adanya proses merger. Sayangnya para analis harus menganalisis laporan yang disajikan akuntan, sehingga terpaksa dipengaruhi oleh kedua metode tersebut. Berikut adalah ilustrasi bagaimana proses terjadinya merger serta munculnya goodwill.
Kolom 3 adalah harga pasar dari aset sedangkan kolom 2 adalah nilai buku. Kolom 4 merupakan penggabungan dengan metode pooling. Dengan demikian kolom 4 merupakan gabungan antara kolom 1 dan 2. Sedangkan kolom 6 dan 8 adalah penggabungan dengan metode purchase. Kolom 6 pembeli menggunakan penerbitan saham baru untuk menggantikan saham target. Sementara pada kolom 8 pembeli menggunakan utang jangka panjang untuk membeli saham target.
Perhitungan dari goodwill yang ada di Ilustrasi 5.1:
Goodwill akan diamortiasi dengan garis lurus menurut PSAK selama 5 tahurt. Penurunan nilai goodwill yang lebih cepat dari seharusnya dianggap sebagai impairment. Bentuk impairment ini antara lain adalah turunnya arus kas yang dihasilkan. Impairment menjadi beban pada periode terjadinya.
Disarikan dari buku: Investigasi Laporan Keuangan & Analisis Rasio Keuangan, Penulis: Toto Prihadi, Hal: 61-66.
Sumber: http://keuanganlsm.com/
Comments :