Ada 6 kemungkinan penyebab mengapa ranacana kas (cash planning) menjadi tidak ampuh, lebih paranya lagi mungkin tak membantu sama sekali, alias sia-sia:

1. Strukturnya Tidak Logis dan Sulit Dipahami – Membaca rencana kas yang strukturnya tidak jelas, bukan saja sulit untuk melakukan eksekusi, tetapi juga bikin pusing. Dengan struktur yang paling kacau, eghhh… rasanya lebih baik tidak ada rencana samasekali. Inilah yang paling banyak terjadi di perusahaan kecil. Sehingga pengusaha malas untuk meminta rencana kas. Bukannya memperlancar tapi bikin pusing.

2. Tingkat Akurasinya Rendah – Ya namanya meteran tidak akurat, apa bedanya dengan meteran rusak? Pasti gagal. Betul, namanya rencana tidak mungkin bisa akurat 100%, tetapi bukan berarti boleh di bawah 90%.

3. Tidak Lengkap – Daya tampung tanki bensin 40 liter, tetapi fuel meternya hanya sampai 20 liter. Ada 25 macam aktivitas, tetapi yang muncul di rencana kas hanya 15 items. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap opersional perusahaan.

4. Kurang Rinci – Kekurang rincian biasanya mengakibatkan eksekusi yang ngawur dan tidak konsisten—ujung-ujungnya petensi penyimpangan dari rencana menjadi tinggi.

5. Rentang Waktunya Terlalu Pendek atau Panjang – Tujuan utama rencana adalah untuk antisipasi lebih awal, sehingga rentang waktu yang pendek (harian misalnya) jelas tidak sesuai dengan tujuan tersebut—tak ada bedanya dengan tanpa rencana. Sebaliknya, rentang waktu yang terlalu panjang, biasanya membuat rencana menjadi di awang-awang, potensi bias dalam prediksi menjadi tinggi, sehingga akurasinya menjadi turun. Idealnya? Mingguan dengan rentang waktu satu bulan (4 minggu).

6. Tidak Mampu Mengantisipasi Perubahan – Ini yang paling sering terjadi. Celakanya, faktor yang satu ini, jika tidak dikelola dengan sangat baik, bisa menggugurkan akurasi, kelengkapan, dan rentang waktu, mirip seperti tsunami mendadak, menerjang dan menyapu apa saja yang ada di depannya. Tapi jangan khawatir, nanti saya bagi tips dan trick-nya.

Dari keenam kemungkinan tersebut, jelas terlihat bahwa tantangan utamanya di sini adalah: bagaimana membuat rencana kas yang tingkat akurasinya tinggi, lengkap (tidak ada aktivitas yang tertinggal), rinci sehingga bisa dieksekusi secara konsisten dengan tingkat penyimpangan yang rendah tentunya, sekaligus mampu mengantisipasi perubahan.

 

Sumber: http://jurnalakuntansikeuangan.com