Deloitte Touche Tohmatsu dan Lingkungan Kerja di Dalamnya
(Oleh: Marlena – 1501169493)
Deloitte Touche Tohmatsu (juga terkenal dengan merek Deloitte) adalah salah satu Big Four, sebuah kelompok kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang bergerak di bidang perusahaan jasa profesional bersama dengan PwC, EY, dan KPMG. Markas globalnya terletak di Amerika Serikat. Deloitte menempati urutan kedua terbesar di dunia dalam bidang jasa profesional setelah Pricewaterhouse Coopers. Di tahun 2004 dengan pendapatan 16,4 miliar dolar Amerika Serikat, Deloitte merupakan yang terbesar di antara the Big Four auditors dalam hal penghasilan. Deloitte menyediakan jasa audit, pajak, konsultasi, risiko perusahaan dan jasa penasihat keuangan dengan lebih dari 200.000 profesional di lebih dari 150 negara.
Deloitte Indonesia adalah anggota dari jaringan Deloitte Asia Tenggara. Deloitte Indonesia mendukung tenaga kerja yang dinamis dan berkomitmen dari 972 karyawan dan 46 mitra. Praktek ini menyediakan jasa audit, pajak, konsultasi, dan jasa penasehat keuangan kepada klien publik dan swasta mencakup beberapa industri.
Posisi penulis selama melakukan kegiatan magang di bagian Audit Deloitte Indonesia adalah sebagai trainee. Dalam posisi ini penulis memiliki tanggung jawab dan pekerjaan yang dikerjakan adalah setara dengan yang dilakukan oleh karyawan tetap dengan posisi associate satu. Pekerjaan yang menjadi bagian penulis adalah mengaudit PT Gajah Tunggal Tbk terutama divisi SBR. Penulis melakukan audit berdasarkan prosedur dan standar audit yang telah ditetapkan di rapat awal.
Selama menjalani kegiatan magang selama 5 bulan ini penulis menemukan banyak wawasan baru. Penulis berkesempatan untuk menerapkan ilmu yang didapat dari teori yang disampaikan dosen di kelas. Tak hanya mempertajam dan mengasah hard skillyang digunakan dalam bekerja, penulis juga mendapatkan pengembangan softskill. Penulis merasakan softskill seperti kerja sama dalam tim sangat mempengaruhi kinerja masing ? masing individu tersebut. Tanpa softskill berupa kemampuan bekerja sama dengan tim tentu penulis akan merasa sangat sulit beradaptasi di dunia kerja tanpa bantuan dari anggota tim yang lain. Apalagi untuk menyelesaikan satu engagementtidak terlalu banyak auditor yang digunakan. Bahkan tidak jarang apabila banyak auditor senior yang telah resign maka auditor junior dituntut untuk dapat menyelesaikan pula tanggung jawab seniornya tersebut. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi auditor junior karena jam terbang yang belum terlalu tinggi menjadi kendala dalam menjawab ekspektasi dari komite audit. Hal lain yang menjadi penghambat adalah singkatnya waktu pengerjaan, kondisi klien yang tidak selalu siap membantu auditor, hingga kemampuan pribadi untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya tidak termasuk dalam job desk di tingkatannya.
Namun hambatan tersebut masih dapat diatasi dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari kepribadian dan skillauditor Deloitte. Toleransi dan budaya saling menolong terasa sangat kental dalam sebuah tim. Auditor junior akan dibantu dan dibimbing untuk dapat memahami dan bisa mengerjakan pekerjaan yang auditor senior lakukan. Sebaliknya, bila pekerjaan auditor junior telah selesai atau sedang menunggu data dari klien maka ada kesadaran dari auditor junior untuk menawarkan bantuan ke sesama auditor junior bahkan ke auditor senior lainnya.
Sedangkan singkatnya waktu pengerjaan untuk menyelesaikan satu periode audit mengakibatkan seorang auditor telah terbiasa dengan lembur. Pulang kerja pada dini hari dan masuk kerja di hari Sabtu serta Minggu bukan hal yang asing lagi. Hal ini tentu menguras banyak tenaga. Bahkan waktu berkumpul dengan teman dan keluarga tersita banyak. Namun sekali lagi kendala ini teratasi dengan sikap kekeluargaan dalam satu tim. Meskipun lembur bekerja hingga larut malam, pekerjaan tersebut dilakukan dengan bersama ? sama berada dalam satu ruangan. Tidak jarang ada yang memutar musik agar menghibur rekan satu tim. Sesekali tim melakukan pesan antar makanan cepat saji di tengah malam agar mata tetap terjaga dan tidak lapar.
Dapat disimpulkan bahwa penulis merasakan manfaat yang begitu besar dan pengalaman yang begitu berharga untuk nanti serius menekuni profesi ini. Penulis menjadi mengetahui dunia auditor. Penulis memiliki sedikit gambaran bagaimana penerapan secara langsung teori yang disampaikan di kelas. Tentunya pengalaman magang ini menjadikan orang yang menjalankan prosesnya menjadi sedikit memiliki pengalaman di dunia profesional yang dapat mendukung perkembangan kariernya yang lebih cepat.
Comments :