Jakarta, 20/03/2015 Kemenkeu – Kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dan fleksibilitas nilai tukar selama 18 bulan terakhir ini, dianggap sebagai penyokong yang memperkuat fundamental ekonomi makro dan sebagai bantalan dari guncangan. Ini seperti dikutip dari Majalah IMF Survey yang dilansir pada Jumat (20/03).

Dari penilaian tahunan tentang keadaan ekonomi Indonesia, ekonom IMF mencatat bahwa Indonesia telah mengambil langkah-langkah kebijakan yang kuat dalam menghadapi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) yaitu quantitative easing, dan tekanan akibat penurunan harga komoditas.

Sebagai bukti, pasar telah memberi respon positif terhadap kebijakan ini dengan besarnya arus masuk terhadap portofolio di tahun 2014, yang didukung oleh faktor global. Sejauh ini, prospek jangka pendek secara luas adalah positif, meskipun permintaan ekspor komoditas cenderung rendah dan ditambah adanya ketidakpastian global.

Investasi publik diharapkan dapat tinggi, sehingga pertumbuhan dapat mencapai sekitar 5,25 persen tahun ini, ditambah inflasi sesuai target Bank Indonesia yaitu di kisaran 3-5 persen pada akhir 2015, mengingat kebijakan moneter saat ini dan harga bahan bakar yang lebih rendah. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga harus dipersempit.

(Dikutip dari http://www.kemenkeu.go.id)