Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor BI DKI Jakarta dapat dilihat bahwa pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta diketahui mengalami perlambatan meskipun memang masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam triwulan 1 di tahun 2019 pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta diketahui mencapai 6,25%. Sementara pada triwulan 2 dikatakan bahwa pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta mencapai 5,71% yoy. Nilai ini masih  lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian nasional yang hanya mncapai 5,05% yoy.

Adanya perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi pada triwulan II di tahun 2019 ini dikarenakan meningkatnya konsumsi, dimana hal ini mengakibatkan adanya kontraksi dalam pertumbuhan sebesar 3,13%,  Karena lebih terbatasnya dalam proses pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta. Laju eksport di DKI jakarta mengalami perlambatan menjadi 5,44% seiring dengan terjadinya penurunan pertumbuhan perekonomian di dunia. Di sisi lainnya laju import di DKI Jakarta justru mengalami kenaikan sebesar 12,14% yoy. Adanya peningkatan konsumsi tersebut terjadi pada laju di dalam konsumsi rumah tangga, konsumsi di dalam lembaga pemerintah serta di dalam lembaga non profit yang melayani rumah tangga. Adanya peningkatan da;a, konsumsi rumah tangga di DKI Jakarta dikarenakan terdapat beberapa momen hari besar keagamaan, yaitu puasa Ramadhan dan juga hari raya Idul Fitri yang juga turut mendorong laju belanja di kalangan masyarakat.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi akibat adanya dampak perlambatan di sisi lapangan usaha terutama dalam lapangan usaha di industri pengolahan serta lapangan usaha di dalam dunia konstruksi. Untuk  dunia industri pengolahan mengalami konstraksi sebesar -4,03% yang berasal dari turunnya produksi kendaraan bermotor sedangkan konstrusi juga mengalami kontraksi sebesar -0,45 % seiring dengan tertahannya kinerja investasi

(HKL)

Image Sources: Google Image