Hasil gambar untuk DAGANG DAN WIRAUSAHA SAMA MENGHASILKAN YANG MEMBEDAKAN MINDSETNYA

 

BandungĀ – Dagang dengan wirausaha sama-sama menghasilkan, yang membedakan mindsetnya. Itu pokok pikiran yang tengah ditularkan Sekretaris Kementerian Koperasi Agus Muharram kepada ratusan Mahasiswa Politeknik Bandung yang tengah berhimpun dalam sebuah acara bertemakan entrepreneur di Pendopo Agung Polban, Jalan Gegerkalong Hilir, Bandung, Jumat (16/9/2016).

“Bila kita punya satu buah mikrophone seharga Rp150 ribu, lalu kita menjualnya seharga Rp200 ribu. Itu berarti kita pedagang. Lalu, apa yang harus kita lakukan bila kita ingin disebut wirausaha,” tanya Agus.

Mahasiswa terdiam, dan tak lama kemudian Agus menjawab sendiri apa yang baru saja ditanyakannya.

“Misalnya, kita punya, kemampuan melukis, lalu kita melukis mikrophone itu dengan modal Rp 50 ribu…hingga punya nilai seni. Setelah mikrophone itu mempunyai nilai tambah, lalu kita menjualnya lagi seharga Rp 500 ribu, langkah yang kita lakukan itu, baru disebut wirausaha,” jelas Agus.

Bila nilai tambah terhadap mikrophone itu terus ditingkatkan dengan tambahan desain dan modal seminimal mungkin serta dikemas dalam kemasan yang menarik…kemudian dijual di tempat yang lebih menarik pula..bisa saja harganya mencapai Rp 2 Juta bahkan lebih…terang Agus. Disitulah pelaku wirausaha tersebut sudah bisa kembali naik kelas, begitu seterusnya. “Itu salah satu contoh berwirausaha” imbuh Agus.

Materi yang disampaikan Agus, dalam kegiatan ini bertema Peningkatan Kreativitas Dalam Mengembangkan Produk UKM Indonesia Menembus Pasar Global itu. Dan mahasiswa, tampaknya antusias mendengar pemaparan tersebut.

Saat moderator memberikan kesempatan untuk bertanya, semua mahasiswa mengacungkan tangan.

“Tadi bapak, mengatakan ada lima syarat untuk menjadi wirausaha. Yang masih menjadi pertanyaan saya, adalah point pertama menentukan produk yang tepat itu seperti apa,” tanya seorang mahasiswi.

Dijelaskan Agus, untuk menentukan produk memang tidak sederhana, ada tiga hal yang harus pertimbangkan, pertama produk apa yang ingin dijual, kedua apakah produk tersebut bisa terjual dan terakhir dimana mencari supplier atau pembeli yang membutuhkannya ?.

Nantinya, terang Agus, ketika produk sudah ditentukan, Anda akan menyadari bahwa memulai bisnis itu tidak sesulit kata orang. Asalkan sudah ada barang (atau jasa/layanan) yang akan dijual dan jaga kepercayaan terhadap pelanggan atau pembeli baik saat menjual maupun purna jualnya.

Direktur Polban Rachmad Imbang berharap apa yang disampaikan Agus Muharam bisa ditangkap mahasiswa.

“Membangun entrepreneur memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena itu menyangkut mindset dan sebagainya,” jelas Rachmad.

Agar apa yang diharapkan Agus bisa terwujud upaya untuk memberikan pembelakan entrepreneur terus dilakukan, agar mindset menjadi seorang wirausaha betul-betul bisa terpatri di dalam sanubari mahasiswa.

Polban, kata Rachmad sudah menyiapkan inkubator bisnis di lingkungan kampus, agar mahasiswa yang tertarik menjadi entrepreneur bisa langsung berkarya.

Selain itu mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk bertemu dengan entrepreneur yang sudah sukses.

“Mahasiswa kita juga ada yang telah menjadi entrepreneur. Dia bahkan bukan mahasiswa bisnis, tetapi mahasiswa teknik. Usaha yang digelutinya adalah travel,” tutup Rachmat.

Bandung 16 September 2016Humas Kemenkop dan UKM

http://www.depkop.go.id/read/dagang-dan-wirausaha-sama-menghasilkan-yang-membedakan-mindsetnya

MA