Oleh: Teddy Ferdian, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Sebuah momen haru, setidaknya yang saya lihat, tercipta dalam perhelatan Asian Games 2018 pada Rabu, 29 Agustus 2018 yang lalu. Peristiwa yang terjadi usai atlet Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah, mempersembahkan medali emas ke-14 cabang olahraga pencak silat. Hanifan menuju area tempat duduk VVIP dan memeluk dua Calon Presiden Republik Indonesia 2019-2024, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, secara bersamaan. Momen langka yang turut disaksikan oleh para tokoh negara yang hadir di venue pencak silat Asian Games 2018. Momen ini banyak menuai pujian dari masyarakat karena dianggap dapat meredakan suhu politik di Indonesia jelang pemilihan presiden 2019.

Ada satu hal yang saya lihat menjadi alasan terjadinya momen tersebut. CINTA. Ya, cinta yang dapat memungkinkan hal ini terjadi. Hanifan sangat mencintai tanah tumpah darahnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk negeri tercinta. Cinta juga yang membuat Jokowi dan Prabowo menerima pelukan Hanifan. Jokowi dan Prabowo mencintai Indonesia sehingga sangat bangga ketika melihat atlet tanah air mampu berprestasi dalam pesta olahraga terbesar se-Asia.

Cinta dapat menumbuhkan semangat. Semangat yang terlihat terpancar dari atlet-atlet kita yang berlaga di Asian Games 2018. Semangat yang membuat Indonesia, sampai saat ini mampu berada di posisi empat besar perolehan medali dengan 30 emas, melewati target 16 emas yang dipikul sebelumnya. Cinta jua yang membuat kemegahan pesta pembukaan Asian Games 2018 menjadi viral di dunia maya dan banyak dipuji masyarakat. Ini menunjukkan bahwa masyarakat bangga terhadap negara mereka. Sehingga ketika merah putih berkibar, ketika negara berprestasi, maka seluruh masyarakat semangat menyambut dengan gegap gempita. Coba lihat bagaimana stadion sepakbola selalu penuh bahkan sampai di luar stadion. Ini menggambarkan rasa cinta terhadap negeri tercinta.

Rasa cinta juga yang membuat para atlet berlinang air mata ketika gagal mencapai target yang diemban. Kita lihat bagaimana hujan air mata di stadion Wibawa Mukti Cikarang, Bekasi ketika tim nasional Indonesia harus terhenti langkahnya di babak 16 besar Sepakbola Asian Games 2018 setelah berjibaku dalam pertandingan sampai dengan adu tendangan penalti. Tidak hanya pemain, penonton pun merasakan rasa duka mendalam atas kekalahan tersebut. Apa yang bisa membuat suasana tersebut? Satu kata, Cinta.. Ya, cinta kepada tanah air ibu pertiwi.

Senada dengan kiprah atlet di Asian Games 2018, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga memerlukan dukungan dari masyarakat Indonesia sebagai bentuk rasa cinta tanah air dan bangsa. Bukan rahasia lagi jika pajak memegang peranan penting bagi pembangunan. Dari Rp1.894,7 triliun proyeksi penerimaan dalam APBN 2018. Rp1.618,1 triliun atau lebih dari 85% berasal dari penerimaan perpajakan. DJP sendiri mengemban target penerimaan Rp1.424 triliun atau lebih dari 75% proyeksi penerimaan. Hal ini menunjukkan bahwa pajak menjadi elemen yang sangat penting dalam pembangunan. Keberhasilan DJP dalam memenuhi target dapat menjadi kunci penting keberhasilan pembangunan di Indonesia. Kementerian Keuangan dan DJP pun harus memikirkan cara dan strategi jitu untuk dapat mencapai target yang diemban.

Saat ini Kementerian Keuangan dan DJP tengah melaksanakan reformasi perpajakan. Dalam jangka menengah 2017-2020, DJP berupaya menciptakan institusi perpajakan yang kuat, kredibel, dan akuntabel. Sinergi antar lembaga yang optimal (baik internal maupun eksternal DJP) dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi juga diharapkan dapat terwujud dari reformasi perpajakan yang dilakukan. Dengan terciptanya ketiga hal tersebut, diharapkan tax ratio Indonesia dapat mencapai 15% pada tahun 2020. Pelaksanaan reformasi perpajakan sendiri mencakup lima pilar sasaran yaitu organisasi, sumber daya manusia, sistem informasi dan basis data, proses bisnis, dan peraturan. Dalam implementasinya, DJP juga sudah mempersiapkan 21 inisiatif strategis sebagai pengembangan dari lima pilar sasaran tadi. Selanjutnya dalam setiap inisiatif strategis tersebut disiapkan program-program terobosan yang akan dilaksanakan oleh DJP.

Keberhasilan reformasi perpajakan akan membawa angin segar bagi Indonesia untuk mempercepat dan memperluas pembangunan. Hasilnya tentunya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut, tentunya DJP tidak bisa bergerak sendiri. DJP butuh dukungan dari masyarakat seperti halnya dukungan suporter sebagai pemain kedua belas dalam pertandingan sepakbola. DJP butuh suporter sebagai penyemangat dalam menyukseskan reformasi perpajakan. Teriakan dukungan selayaknya suporter dapat diganti dengan saran dan masukan yang dapat membuat DJP menjadi lebih baik. Dukungan materi selayaknya suporter yang harus membeli tiket untuk menonton pertandingan bisa disubstitusi dengan kesadaran pajak yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan wajib pajak yang melaksanakan kewajiban pajaknya dengan benar dan disiplin. Semua yang kita lakukan ini bukan untuk kita sendiri dan bukan hanya untuk saat ini. Namun ini adalah untuk seluruh masyarakat, untuk masa depan Indonesia, untuk ibu pertiwi, karena kita cinta Indonesia.(*)

Sumber:http://www.pajak.go.id/article/antara-cinta-asian-games-dan-reformasi-pajak

SH