Pada 6 Desember 2018, dilakukan pertemuan antara pihak Bank Indonesia kantor perwakilan DKI Jakarta dengan para stakeholer atau para pemangku kepentingan  yang ada di kawasan Jabodetabek. Dalam pertemuan tersebut disampaikan apa saja yang telah dicapai oleh pihak BI Jakarta dan mitra utama mereka, yaitu pemerintah propinsi DKI Jakarta. Karena itu dalam kesempatan tersebut hadir 2 pemateri kunci, yaitu kepala perwakilan BI DKI Jakarta dan juga Gubernur DKI Jakarta. Dari BINUS University diundang Dekan Fakultas Ekonomi dan Komunikasi yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Lecturer Specialist S2 Mohamad Heykal.

Dalam sambutannya, Kepala perwakilan BI DKI Jakarta Trisno Nugroho menyampaikan beberapa hal, yaitu adanya ketidakpastian di dalam pasar keuangan global sebagai akibat adanya perang dagang antara AS dengan Tiongkok serta adanya permasalahan perekonomian yang dialami oleh Argentina dan juga Turki, yang pada akhirnya menjadi faktor yang memperkuat mata uang US$ dibandingkan dengan mata uang rupiah. Berkaitan dengan kondisi perekonomian yang ada di DKI Jakarta dikatakan bahwa pada triwulan 3 tahun 2018 kinerja perekonomian yang ada di DKI Jakarta menunjukkan posisi yang membaik, dengan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan angka 6,41%. Angka ini bahkan di atas rata-rata angka pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada posisi 5,71%. Untuk stabilitas dalam perekonomian dikatakan bahwa inflasi di DKI Jakarta pada tahun 2018 berada pada posisi 3,2% dan nilai ini relatif stabil selama periode 2018. Menurut pihak BI DKI Jakarta, kondisi stabilitas sistem keuangan juga terjaga selama beberrpa tahun terakhir, dengan kinerja yang posotif dimana kredit perbankan berada pada posisi 13,82% yoy. NPL juga masih rendah dan jauh di bawah nilai toleransi 5%, yaitu pada posisio 2,05%.

Pihak BI DKI Jakarta, berkaca pada kondisi perekonomian di tahun 2018 mengatakan terdapat 3 pelajaran penting yang perlu dijaga ke depannya dalam menghadapi tahun 2019, yaitu :

  1. Ketahanan ekonomi tetap perlu diperkuat dengan menjaga laju inflasi agar tetap rendah ke depannya serta juga menjaga agar nilai tukar rupiah tetap menjadi stabil
  2. Perlunya untuk meningkatkan secara terus menerus daya saing dan juga produktivitas agar pertumbuhan juga tetap tinggi serta industri tetap bisa berkembang
  3. Adanya sinergi dalam kebijakan ekonomi nasional yang bagus serta adanya usaha yang perlu dilakukan secara terus menerus untuk menciptakan stabilitas dalam sektor moneter dan fiskal dan juga sektor keuangan lainnya.
  4. Bank Indonesia juga terus menekankan komitmenya untuk terus mengembangkan kebijakan sistem pembayaran baik yang bersifat tunai maupun non tunai serta juga sistem pembayaran digital serta juga terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari pembangunan ekonomi.
  5. BI DKI Jakarta juga akan terus melakukan sinergi dengan berbagai pihak, antara lain juga Pemda DKI Jakarta, dunia usaha, termasuk UMKM, kalangan kampus, kalangan BUMD DKI Jakarta serta juga pihak TPID DKI Jakarat demi mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju kotanya dan bahagia  warganya.

Dalam sesi kedua, sambutan diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam sambutannya Gubernur yang kebetulan sedang menjadi tuan rumah dari pertemuan para gubernur se-Indonesia tersebut  menyatakan bahwa terdapat harapan dari para guberur seluruh Indonesia  agar BI bisa lebih menurunkan suku bunga kredit agar perkembangan bisnis UMKM bisa semakin meningkat. Gubernur juga mengangkat masalah employment atau kesempatan kerja di DKI Jakarta sebagai satu masalah riil yang perlu segera diselesaikan oleh Pemda DKI Jakarta serta berbagai pihak yang terkait. “ Masalah riil, bila berdasarkan survei bukan sekedar kemacetan, tapi juga masalah berkaitan dengan kesempatan kerja di DKI Jakarta.”. Selain itu pula Gubernur Anies juga  menekankan agar setiap kebijakan yang diambil, termasuk juga kebijakan berdasarkan diskusi dengan berbagai para pemangku kepentingan di DKI Jakarta bisa memberikan harapan perbaikan kehidupan bagi masyarakat DKI Jakarta yang berada pada level menengah ke bawah. Salah satu kuncinya adalah kesempatan bagi masyarakat DKI Jakarta, terutama mereka yang berada pada usia sekolah da datang dari keluarga menengah ke bawah untuk bisa mendapakan pendidikan yang layak.

Seusai kedua sesi tersebut, dilakukan pertemuan ramah tamah antara para pembicara dengan para undangan yang hadir

 

-MH