Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pidatonya d Gala Dinner Kongres XIII Ikatan Akuntan Indonesia di Balai Kartini Rabu, 12 Desember 2018 mengucapkan terima kasih kepada para akuntan Indonesia yang selama ini turut berperan aktif dalam pengelolaan keuangan negara. Beliau mengungkapkan bahwa setelah terbitnya Undang Undang Keuangan Negara tahun 2005, adalah suatu kewajiban Pemerintah untuk membuat laporan keuangan Pemerintah. Sejak itu Neraca Republik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah ada harus dibuat menjadi ada. Tentu saja pada saat itu masih belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian karena banyak aset negara yang belum tercatat. Namun, setelah menjabat kembali pada era Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan memperoleh pendamping seorang guru besar akuntansi yang juga Ketua IAI, Prof. Dr. Mardiasmo sehingga menjadikan laporan keuangan Pemerintah memperoleh opini WTP menjadi hal yang tidak mustahil. Menteri Keuangan menambahkan keberhasilan tersebut juga berkat dukungan akuntan-akuntan yang berperan serta dalam auditor internal maupun eksternal Pemerintah, BPKP dan BPK yang telah bekerja secara profesional dalam mendorong tranparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Namun demikian, Menteri Keuangan mengatakan, banyak pekerjaan rumah yang harus dipikirkan dan diselesaikan oleh akuntan Indonesia. Pertama, sesuai dengan arahan Presiden bahwa seorang akuntan selain harus akuntabel, efisien, dan berorientasi pada hasil, yang tidak kalah pentingnya adalah harus cepat dalam menyajikan analisa yang berguna bagi pengambilan keputusan. Kecepatan dapat diperoleh dengan menyederhanakan akuntansi sehingga selain cepat juga dapat dengan mudah dipahami masyarakat umum. Tantangan kedua adalah bagaimana peran akuntan di era digital. Karena menurut prediksi akuntansi adalah salah satu profesi yang terancam hilang karena dapat digantikan oleh mesin. IAI harus mampu menjawab “what is the future of accountant”. Tantangan ketiga adalah bagaimana peran akuntan dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Menteri Keuangan yang akhirnya harus belajar akuntansi ketika menjadi menteri mengakui bahwa akuntansi adalah suatu instrumen yang amazing sebagai dasar pengambilan keputusan yang diharapkan akan menjadi support negara dalam mewujudkan SDGs.

-HK-