Dalam melakukan investasi perlu diukur resiko nya. Resiko selalu melekat pada return investasi. Resiko dan Return bersifat searah. Semakin besar resiko suatu investasi semakin besar return nya. Semakin kecil resiko suatu investasi semakin kecil return nya. Para investor selalu menghitung resiko investasinya dengan standard deviasi. Mengapa menggunakan standard deviasi? Mari kita memecah mecah komponen standard deviasi.

Standard Deviasi adalah konsep dasar matematika menggunakan pembobotan. Standard deviasi menghitung berapa jauh individual data dari mean nya. Berikut perhitungannya

  1. Menghitung rata rata (mean)dari data kita
  2. Mengurangi setiap data dengan mean
  3. Hasil di nomer 2 tersebut di kuadratkan
  4. Hasil no 3 tersebut dijumlahkan, kita mendapat varian
  5. Hasil no 4 tersebut,varian tersebut,diakar, maka kita mendapat standard deviasi

Varian sendiri adalah range dan volatility dari original data, varian merupakan kuadrat dari selisih data individual dengan mean nya. Standard deviasi adalah akar pangkat dari variance sehingga unit pengukurannya dikembalikan ke status awal yaitu tidak dipangkatkan sehingga memudahkan interpretasi.

Misalnya saham A mempunyai mean Rp 1.000 dan standard deviasinya Rp 150. Dengan tingkat kepercayaan 95% maka harga closing saham akan berkisar Rp 850-Rp 1.150. Bila harga saham turun atau naik dari range tersebut maka saham tersebut mempunyai volatility yang tinggi dan resiko yang tinggi.

– KDW