MEMAHAMI AKUNTANSI PIUTANG DARI PERSPEKTIF FILSAFAT

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, seseorang harus bekerja dengan memberikan jasa/layanan kepada orang atau perusahaan. Seseorang  bisa membuat apapun atau barang untuk diberikan atau  dijual kepada pelanggannya agar memperoleh pembayaran sebagai penghasilannya. Jasa/layanan  dan barang yang telah diberikan tidak selalu pembayarannya diterima saat ini, seringkali diterima kemudian.

Pekerja bangunan bekerja, memberikan jasa perbaikan rumah seseorang yang sedang di renovasi. Atas jasa yang telah diberikan, dia diberi imbalan upah yang dihitung secara harian. Biasanya upah itu diterima sebagian sebagai uang makan, sisanya akan diterima kemudian. Setelah jasa perbaikan rampung, pekerja bangunan akan menagih sisa pembayaran upahnya kepada pemilik rumah.

Seorang dosen, bekerja memberikan jasa/layanan mengajar di suatu kampus. Jasa yang telah diberikan setiap kali mengajar merupakan penghasilan yang tidak langsung diterimanya. Penghasilan itu diakumulasi untuk ditagihkan kemudian kepada kampus.

Suatu kampus banyak menerima mahasiswa baru, dengan strategi pemasaran yang menarik. Mahasiswa yang diterima ditawarkan pola pembayaran sebagian biaya dibayar saat ini, sisanya kemudian, dibayar beberapa kali cicilan. Kas yang diterima saat ini dari uang kuliah itu disetorkan ke bank, kekurangan pembayarannya akan ditagih saat menjelang ujian.

Suatu toko kelontong, memberikan pelayanan lebih kepada pelanggannya. Untuk barang yang diambilnya sekarang, tidak harus langsung dibayar. Toko kelontong itu memberikan tenggat waktu pembayaran kemudian. Saat jatuh tempo, pembayaran itu akan ditagihkan kepada pelanggannya.

Dalam dunia bisnis, persaingan usaha sangatlah kompleks, banyak hal dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Memberikan discount harga, memberikan pelayanan purna jual, memberikan tenggat waktu pembayaran yang menarik. Umumnya perusahaan mengirimkan barang kepada pelanggan dengan atau tanpa pembayaran uang muka. Barang yang telah dikirimkan, kemudian oleh perusahaan akan ditagih pembayarannya melalui faktur penjualan kepada pelanggannya.

Dari uraian-uraian di atas, tagihan pekerja bangunan atas upah yang belum dibayar, jasa mengajar dosen yang belum dibayarkan, tagihan kampus atas sisa pembayaran kuliah mahasiswa, tenggat waktu pembayaran yang diberikan toko kelontong dan perusahaan, menurut Warren Reeve dan Fess, disebut piutang.

Definisi piutang menurut para pakar sebagai berikut :

  • Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
  • Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, dalam buku akuntansi intermediate jilid 1 edisi ke sepuluh, : Piutang (receivables) adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
  • Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu : “Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk  memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”
  • Hadibroto adalah : Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang.
  • Zaki Baridwan (2004 : 124) adalah sebagai berikut : “Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dalam kegiatan normal perusahaan biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar”.
  • Horne (2005 : 258) mengatakan “piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit”.
  • Smith (2005 : 286) mengatakan “piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”

Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan, piutang adalah  klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yg akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yg disebut termin kredit atau pembayaran. Pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu. Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan. Tagihan perusahaan akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo.

Pengakuan Piutang

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, dalam buku akuntansi intermediate jilid 1 edisi ke sepuluh : “ Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yg harus diakui adalah harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran (the exchange price) adalah jumlah yg terhutang dari debitor (seorang pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur (invoice)”.

Pengukuran Piutang

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, dalam buku akuntansi intermediate jilid 1 edisi ke sepuluh : “idealnya piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai diskonto dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periode tunggu (waiting period), maka jumlah nominal (face amount) piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima kemudian.

Secara khusus, Piutang yang berasal dari transaksi dengan pelanggan, bunga tidak diperhitungkan  dalam kegiatan bisnis normal yang jatuh tempo dalam jangka waktu perdagangan umum, yang tidak melampaui sekitar satu tahun.

Penyajian Piutang

Piutang usaha dicatat pada nominalnya, yaitu jumlah yang akan jatuh tempo. Pada neraca, pencatatan piutang melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang, diklasifikasikan sebagai piutang lancar, sementara semua piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang jangka panjang. Piutang jangka pendek, dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi bersih  (net realizable value), yaitu jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas.

MY