Hutang (liabilities) terbagi menjadi dua yaitu hutang lancar (current liabilities) dan hutang tidak lancar (noncurrent liabilities).

Yang dimaksud dengan hutang lancar adalah hutang yang diharapkan perusahaan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun. Yang termasuk dalam hutang lancar adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak penjualan, dan pendapatan diterima di muka.

Hutang wesel (notes payable). Perusahaan mencatat obligasi dalam bentuk wesel tertulis, dinamakan hutang wesel. Hutang wesel lebih sering digunakan dibanding hutang dagang karena hutang wesel memberikan pemberi pinjaman hutang sebuah bukti obligasi yang resmi apabila mereka menagih hutang. Hutang wesel biasanya mewajibkan peminjam hutang membayar bunga.

Hutang pajak penjualan (sales tax payable). Sebagai seorang konsumer, kita pasti sering dikenakan pajak di tempat perbelanjaan ketika kita membeli sebuah produk. Biasanya ritel akan memungut pajak atas pembelian kita sekian persen dari harga jual. Secara berkala (biasanya per bulan), peritel akan membayarkan hutang pajak tersebut kepada negara.

Pendapatan diterima di muka (unearned revenue). Sebuah perusahaan penerbangan seperti Garuda menerima uang ketika menjual tiket penerbangan untuk masa depan. Sebuah penerbit majalah menerima uang pelanggan ketika mereka memesan majalah. Dalam transaksi-transaksi seperti ini, perusahaan mencatat pendapatan diterima di muka, di mana pendapatan telah diterima sebelum perusahaan mengirimkan produk atau menyediakan jasa yang bersangkutan. Bagaimana perusahaan mencatat pendapatan diterima di muka?

  1. Ketika perusahaan menerima pendapatan di muka, perusahaan mendebitkan Cash dan mengkreditkan Unearned Revenue.
  2. Ketika perusahaan telah mengirimkan produk atau menyediakan jasa, maka perusahaan akan mendebitkan Unearned Revenue dan mengkreditkan Revenue.