Depresiasi adalah proses mengalokasikan biaya aktiva tetap ke dalam beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Alokasi biaya memungkinkan perusahaan menandingkan beban dengan pendapatan sesuai dengan prinsip pengakuan beban.

Penting untuk dimengerti bahwa depresiasi adalah sebuah proses pengalokasian biaya, bukan proses penilaian aktiva, sehingga tidak perlu mengukur perubahan nilai wajar aktiva selama masa kepemilikan. Jadi, nilai buku dari aktiva tetap tersebut bisa saja berbeda dengan nilai wajarnya.

Depresiasi hanya dapat diaplikasikan pada aktiva tetap yang mengalami pengurangan nilai guna seiring dengan pemakaian aktiva tersebut. Misalnya, kinerja sebuah truk angkut akan menjadi lebih menurun setelah digunakan 5 tahun ketimbang hanya digunakan 2 tahun. Oleh sebab itu, meskipun tanah adalah aktiva tetap, namun tanah tidak mengalami penurunan nilai, sehingga tanah tidak digolongkan sebagai aktiva tetap yang dapat didepresiasi.

Pengakuan depresiasi tidak mengakibatkan pengeluaran kas sebagai penggantian aktiva. Saldo pada Akumulasi Depresiasi hanya menunjukkan jumlah biaya aktiva yang telah dibebankan pada akun beban (expense).

Ada 3 faktor yang mempengaruhi penghitungan depresiasi:

  1. Cost (biaya). Biaya yang dimaksud di sini adalah biaya perolehan. Biaya perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
  2. Useful life (masa manfaat). Masa manfaat merupakan estimasi umur produktif aktiva yang kita harapkan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam tahun, unit aktivitas, unit output. Masa manfaat merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi tersebut, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan penggunaan aktiva, pemeliharaan dan perbaikan, kerentanan atas kerusakannya. Pengalaman masa lalu sangat membantu manajemen dalam menentukan masa manfaat jenis aktiva yang serupa.
  3. Residual value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai sisa juga merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi ini, manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan merencanakan melepaskan aktiva tersebut.