Informasi keuangan dapat menjadi alat bantu untuk mengukur kinerja dan laba perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam paragraph 1e.-12 SFAC No. 1, FASB menyatakan tujuan pelaporan keuangan seperti berikut:

Financial reporting should provide information about an enterprise’s financial performance during a period. Investors and creditors often use information about the past to help in assessing the prospects of an enterprise. Thus, although, investment and credit decisions reflect investors’ and creditors’ expectations about future enterprise performance, these expectations are commonly based at least partly on evaluations of past enterprise performance.[1]

Berdasarkan tujuan di atas, pelaporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai kinerja finansial perusahaan selama suatu periode tertentu. Kinerja finansial perusahaan selama suatu periode tertentu dan selama periode-periode sebelumnya, biasanya dijadikan dasar bagi investor dan kreditor untuk membantu memperkirakan prospek perusahaan di masa-masa mendatang. Pengambilan keputusan invetasi dan kredit memang dipengaruhi oleh ekspektasi mengenai kinerja perusahaan di saat yang akan datang, tetapi ekspektasi tersebut pada umumnya didasarkan pada evaluasi informasi kinerja perusahaan di masa yang telah berlalu.

Kinerja perusahaan identik dengan laba perusahaan. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan tersebut, yang merupakan pengukuran laba dan komponen-komponennya. Investor, kreditor, dan pemakai lain yang ingin mengetahui prospek perusahaan dalam memperoleh aliran kas bersih, adalah pihak yang secara khusus berkepentingan terhadap informasi tersebut.

Kepentingan investor, kreditor, dan pemakai lain dalam aliran kas perusahaan di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh aliran kas yang menguntungkan, menyebabkan informasi tentang laba lebih utama daripada informasi yang secara langsung mengenai aliran kas. Laporan keuangan yang hanya menunjukkan penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan selama jangka waktu tertentu yang pendek, misalnya satu tahun, tidak dapat menunjukkan kesuksesan atau kegagalan perusahaan dalarn mencapai kinerjanya. Investor, kreditor dan pemakai lain menggunakan informasi mengenai laba dan komponen-komponennya, untuk tujuan yang berbeda-beda dalam usaha untuk mengetahui prospek aliran kas yang mereka dapatkan dari investasi atau peminjaman kepada perusahaan.

Tujuan investor dan kreditor serta pemakai lain laporan laba, misalnya untuk membantu dalam mengevaluasi prestasi manajemen, mengestimasi kemampuan perusahaan memperoleh laba atau angka lain yang dianggap dapat mewakili kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam jangka panjang, dan untuk menentukan tingkat risiko investasi atau pinjaman terhadap perusahaan tersebut.

Likuiditas, Solvabilitas, dan Aliran Dana

Informasi mengenai likuiditas, solvabilitas, dan aliran dana merupakan ukuran-ukuran bonafiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Sehubungan dengan hal tersebut FASB menetapkan tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC No. 1 paragraph ke-49 seperti berikut ini:

Financial reporting should provide information about how an enterprise obtains and spends cash, about its borrowing and repayment of borrowing, about its capital transactions, including cash dividends and other distribution of enterprise resources to owners, and about other factors that may affect an enterprise’s liquidity or solvency[2]

Berdasarkan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada empat fungsi utama informasi keuangan yang harus dipenuhi untuk memberikan informasi mengenai likuiditas dan solvabilitas dan aliran dana. Pelaporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai:

  • Bagaimana perusahaan memperoleh kas dan membelanjakannya
  • Pinjaman-pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman tersebut
  • Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan modal, termasuk di dalamnya pembagian dividen yang berupa kas dan distribusi lain sumber-sumber perusahaan kepada para pemilik
  • Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh investor dan kreditor melalui poran aliran kas yang disajikan perusahaan.

Walaupun informasi penerimaan dan pengeluaran kas kurang berguna dibandingkan dengan informasi mengenai laba untuk tujuan pengukuran dan kinerja manajemen, tetapi informasi aliran kas dan dana mungkin sangat berguna dalam usaha memperoleh pemahaman mengenai operasi perusahaan, mengevaluasi aktivitas finansial perusahaan, mengetahui likuiditas dan solvabilitas perusahaan, atau bahkan untuk menginterprestasikan informasi laba yang tersedia. Selain informasi mengenai aliran kas dan dana, yang dapat membantu untuk mengetahui likuiditas dan solvabilitas perusahaan adalah informasi mengenai laba dan sumber-sumber ekonomik. Kewajiban dan informasi mengenai modal pemilik.

[1] FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stamford Connecticut 1978), hal. 21.

[2] FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stamford Connecticut 1978), hal. 24.

Disarikan dari buku: Tujuan Pelaporan Keuangan, Penulis: Suwaldiman, M.Accy., SE., Akt., Hal: 43-45.

Sumber: http://keuanganlsm.com/