Di saat menjelang akhir tenggat waktu pengumpulan proposal skripsi perioda 2011/2012 tanggal 13 Februari 2012, banyak pertanyaan masuk ke Jurusan terkait dengan masih ada beberapa syarat kelengkapan proposal skripsi yang belum terpenuhi (antara lain, sertifikat TOEFL belum keluar, sertifikat seminar belum didapatkan). Ironisnya, informasi mengenai syarat kelengkapan skripsi telah disampaikan saat brifing KRS skripsi di semester 6 – 8 bulan yang lalu dan diulangi lagi dengan brifing penyusunan proposal skripsi oleh Jurusan lebih dari 4 bulan yang lalu. Artinya, mayoritas mahasiswa telah mengetahui mengenai syarat tersebut dan pada akhirnya mereka harus mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan tersebut. Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut.

Contoh situasi di atas hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh kegagalan mahasiswa dalam melakukan perencanaan terhadap studi mereka di tingkat universitas. Kegagalan perencanaan tersebut bisa berdampak signifikan terhadap keberhasilan studi mereka – antara lain keterlambatan untuk lulus sesuai target, mengulang mata kuliah yang gagal di semester pendek sampai perpanjangan waktu penulisan skripsi yang berakibat pada tertundanya kelulusan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Student Advisory Centre (SAC) BINUS – menunjukkan bahwa salah satu alasan kegagalan studi terbesar mahasiswa BINUS University adalah karena kurangnya perencanaan dalam menjalani perkuliahan.

BINUS University sendiri telah menanamkan kesadaran tentang perlunya perencanaan studi sejak awal mahasiswa masuk kuliah (lewat Pekan Orientasi Mahasiswa/POM Binusian) – di mana banyak materi diberikan kepada mahasiswa baru agar mereka memiliki rencana studi yang jelas, terukur dan dapat dilaksanakan. Mahasiswa juga diajak untuk memiliki mimpi besar yang harus diwujudkan saat ia kuliah – antara lain dengan pencantuman mimpi mahasiwa (My Dream is….) di halaman beranda learning management system BINUS University – yaitu Binusmaya.

Situasi seperti ini harusnya tidak terjadi, jika mahasiswa mau serius dalam merencanakan studinya. Semisal, ia harus tahu pada semester berapa ia harus menyiapkan proposal skripsi, mengulang mata kuliah yang tidak lulus/nilai D, sampai kapan ia harus mengambil kesempatan magang di industri. Saya berharap situasi yang terjadi pada pengumpulan proposal skripsi perioda 2011/2012 ini tidak lagi terulang di masa yang akan datang – termasuk pada hari-hari perkuliahan. Ingat….those who fail to plan, plan to fail…..(mereka yang gagal berencana, maka artinya mereka berencana untuk gagal)

 

With Best Wishes,

Gatot Soepriyanto, SE, Ak, M.Buss (Acc)